Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Jerman mengkonversikan utang Indonesia kepada negara itu sebesar 50 juta euro (sekitar RP647 miliar) untuk pendanaan program kesehatan di Indonesia melalui Program Debt2Heatlh. Keterangan tertulis The Global Fund yang diterima di Jakarta, Kamis, menyebutkan, kesepakatan Program Debt2Health melalui konversi 50 juta euro utang Indonesia itu ditandatangani di Berlin 26 September 2007. Inisiatif program tersebut merupakan upaya terobosan dalam pendanaan perang melawan tiga penyakit menular paling berbahaya di dunia. Pemerintah Jerman dan Indonesia keduanya menandatangani kesepakatan untuk membatalkan utang Indonesia sebesar 50 juta euro dengan persyaratan Indonesia menginvestasikan setengah dari nilai utang dibatalkan tersebut ke dalam berbagai program kesehatan nasional untuk memerangi AIDS, TBC dan Malaria melalui lembaga The Global Fund. Menteri Pembangunan Jerman Heidemarie Wieczorek-Zeul, Direktur Eksekutif Global Fund Dr Michel Kazatchkine, dan Duta Besar RI untuk Jerman Makmur Widodo, ketiganya menandatangani kesepakatan Debt2Health tersebut, bersamaan dengan seremoni pembukaan Global Fund`s Donor Conference di Berlin. Jerman merupakan negara donor pertama yang menyatakan dukungannya bagi program-program Global Fund melalui mekanisme pengalihan utang (debt swap/convertion), dan telah bahu membahu dengan Global Fund, mengembangkan konsep dan modalitas terkait dengan inisiatif Debt2Health ini. Indonesia terpilih menjadi inisiatif negara percontohan awal tersebut. Debt2Health memastikan situasi menguntungkan bagi semua pihak. Bagi Global Fund program Debt2Health memudahkan untuk memprediksi tugasnya, bagi Indonesia program ini memperkuat sistem kesehatan nasionalnya, dan bagi Jerman hal ini memenuhi tanggung jawabnya dalam perang melawan AIDS, TBC dan Malaria, kata Menteri Wieczorek-Zeul dalam keterangan tertulis itu. Ia juga menekankan bahwa dana pengalihan utang yang diinvestasikan ke dalam Debt2Health akan digunakan untuk program kesehatan di negara negara mitra, dan menjadi tambahan bagi program-program yang telah ada. Dalam empat tahun ke depan, Jerman akan memobilisasi total dana 200 juta Euro untuk program-program kesehatan Global Fund melalui Inisiatif Debt2Health. Menurut Menteri Wieczaorek-Zeul, sejumlah negara yang tidak memenuhi syarat pengampunan utang (debt relief) melalui inisiatif multilateral yang ada masih membelanjakan hampir seperlima penghasilan ekspor mereka untuk membayar hutang serta pada waktu bersamaan berjuang menghadapi beban-beban penyakit menular-berbahaya. Debt2Health memungkinkan suatu negara menerima bantuan ekonomi, sementara warganya menerima manfaat layanan kesehatan. Jenis investasi kesehatan semacam ini menjanjikan manfaat yang luar biasa bagi semua. Pada bulan April 2007, Global Fund mengesahkan pilot project Debt2Health di empat negara. Indonesia adalah yang pertama menyelesaikan kesepakatan dan akan disusul oleh Kenya, Pakistan, dan Peru yang siap meraup manfaat dari inisiatif pembiayaan baru di tahap percobaan itu. Global Fund lembaga kemitraan publik/swasta dunia dengan komitmen untuk menarik dan membagikan sumber sumber daya ekstra untuk mencegah dan menangani HIV/AIDS, tuberkulosis, dan malaria. Kemitraan antara pemerintahan dengan pemerintahan, masyarakat, sektor swasta, dan komunitas penderita merupakan pendekatan pembiayaan kesehatan internasional. Global Fund menjalin kerjasama dengan organisasi bilateral dan multilateral lainnya untuk memperkuat upaya yang ada dalam menghadapi ketiga penyakit tersebut. Global Fund juga menyediakan lebih dari 20 persen dari pembiayaan internasional untuk memerangi AIDS, serta dua pertiga dana internasional untuk memerangi malaria dan tuberculosis. Sejak pembentukannya di tahun 2002, Global Fund telah menjadi pendana pada program-program melawan AIDS, TBC dan malaria, dengan pendanaan sebesar 8,6 milyar dolar AS untuk 450 program di 136 negara. Sejauh ini, program-program yang didukung Global Fund telah mencegah dua juta kematian dengan menyediakan pengobatan AIDS bagi 1,1 juta orang, pengobatan TBC untuk 2,8 juta orang, dan melalui distribusi 30 juta kelambu anti serangga untuk mencegah malaria di dunia. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007