Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Dr Dien Syamsuddin, menegaskan kembali kepada umat Islam agar tidak mempertentangkan perbedaan dalam merayakan Idul Fitri. "Persatuan dan ukhuwah islamiyah tidak harus bersifat seragam, ukhuwah tidak harus dengan penyeragaman, tapi bisa dengan perbedaan," kata Dien disela-sela Kajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim di Asrama Haji Surabaya, Jatim, Sabtu. Dien mengatakan perbedaan lainnya bisa terjadi ketika melakukan shalat shubuh, apakah dengan qunut atau tidak, kemudian dalam shalat terawih dilakukan delapan rakaat atau 20 rakaat. "Perbedaan itu tidak harus memecah belah umat Islam, begitu pula dalam penentuan Ramadhan dan awal Syawal ini, karena memang belum bisa disatukan," katanya. Pertanyaannya, ujar Dien, siapa yang harus mendekat, apakah Muhammadiyah harus mengikuti yang lain, atau yang lain mengikuti Muhammadiyah sehingga sama saja sebenarnya. "Jadi tidak tepat kalau Muhammadiyah dituduh memecah belah umat, karena penentuan 1 Syawal Idul Fitri bukan persoalan main-main, bukan mengada-ada tetapi persoalan ibadah berdasarkan keyakinan keagamaan," katanya. Dikatakannya, sebagian umat Islam yang kebetulan berasal dari Muhammadiyah meyakini bahwa 11 Oktober Kamis malam sudah ada hilal Syawal, sehingga mereka ber-Idul Fitri hari Jumat (12/10). "Itu keyakinan bukan main-main, kalau dipaksa jangan dijadikan bahan pertentangan, mari tetap bersatu padu ukhuwah islamiyah dalam perbedaan. Maka tidak perlu saling hina dan saling menjelekkan," katanya. Dien minta yang merayakan hari Jumat agar mensyiarkan hari Jumat, begitu pula yang Idul Fitri Sabtu. "Kalau persoalan ini ditetapkan Muhammadiyah bukan persoalan main-main dan mengada-ada," katanya. Dia akan terus mendorong untuk melakukan komunikasi, namun kalau belum ada titik temu harus saling toleransi. "Nanti ahli-ahli Muhammadiyah dan NU akan bertemu tapi bukan untuk tahun ini, karena itu jangan dibesar-besarkan, ini sudah sering terjadi, baik saat menterinya Muhammadiyah atau bukan," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2007