Cirebon (ANTARA News) - Gembong perompak kapal tanker, kapal niaga dan kapal nelayan di Selat Malaka, Rusli bin Abdulgani alias Wa`di alias Irwansyah (37), akhirnya tertangkap di rumah kontrakannya di Majasem, Kelurahan Karya Mulya, Kota Cirebon, Minggu sore sekitar pukul 17.00 WIB. Mantan Panglima GAM Linud Deli Merdeka itu saat ditangkap berusaha melakukan perlawanan dengan mencoba merebut senjata petugas gabungan dari Mabes Polri dan Polres Langsa, Nangro Aceh Darussalam sehingga terpaksa dilumpuhkan dengan tembakan di paha kanan. Petugas sebelumnya mengetuk pintu, namun karena tidak juga dibuka maka petugas langsung mendobrak pintu. Begitu pintu terbuka tersangka yang berbadan kekar langsung berusaha merebut senjata, namun petugas lain segera melepaskan tembakan. Tersangka kemudian dilarikan ke UGD RSUD Gunung Jati Cirebon dan setelah diperika petugas menyidik, sekitar pukul 20.30 WIB, dengan ambulan rumah sakit, tersangka dibawa ke RS Polri Dr Sukamto Kramat Jati, Jakarta Selatan. Menurut AKP Setiawan dari Mabes Polri yang memimpin penangkapan, tersangka sudah diikuti jejaknya sejak tiga minggu sebelumnya akhirnya disergap di rumah kontrakan milik Solihin. Tersangka merupakan pelaku perompakan berbagai kapal di Selat Malaka yang sudah tiga tahun buron, katanya. Sementara seorang petugas dari Polres Langsa mengungkapkan, tersangka mempunyai jaringan yang luas dari Medan sampai Aceh dengan sasaran adalah kapal tangker, kapal niaga dan kapal nelayan. "Tidak hanya perompakan, tetapi mereka juga melakukan pemerasan kepada pengusaha kapal untuk membayar uang keamanan sehingga kapalnya tidak menjadi sasaran perompakan," katanya yang sudah beberapa minggu menyisir Kota Cirebon bersama tiga anggota lain dari Polres Langsa. Ia mengatakan, jaringan itu terbagi secara rapih dari intelejen, pelaku lapangan sampai bagian penjualan barang-barang jarahan. "Jika ada pengusaha kapal yang tidak mau setor maka satu kapal perusahaan itu dirompak di tengah laut sehingga akhirnya kelompok itu mendapat jatah bulanan," katanya yang minta namanya tidak disebutkan karena alasan keamanan diri dan keluarganya. Ia mengungkapkan, terakhir komplotan Rusli berhasil merampok Kapal Tanker milik Humpuss di Selat Malaka. "Sudah puluhan kapal yang menjadi korban perampokan kelompok itu," katanya. Sementara tersangka Rusli yang masih terbaring di UGD, kepada wartawan mengaku bahwa Cirebon hanyalah merupakan tempat persembunyian dan sejak penandatanganan perdamaian RI dan GAM, dirinya mengaku sudah tidak lagi merompak. "Saya merompak hanya kapal nelayan dan hasilnya diserahkan untuk pasukan GAM. Terakhir saya merompak kapal nelayan dan merampas mesin telex dan komputer yang dijual di Medan," kata Rusli yang mempunyai istri, Nurmala, dan seorang putra bernama Putra Ia mengaku sudah tiga bulan berada di Cirebon dan selain menyewa rumah juga menyewa Honda City warna silver Nopol B 8837 FP dari perusahaan rental di Samadikun, Kelurahan Kesenden, Kota Cirebon. Namun dari gaya hidupnya yang mewah diduga kendaraan tersebut bukanlah kendaraan rental tetapi dibeli dari hasil kejahatannya selama ini, apalagi petugas mengendus tersangka masih memimpin jaringan perompak Selat Malaka dari Cirebon. "Dia memilih Cirebon karena dianggap aman, tetapi kami mencium keberadaan tersangka di sini sejak beberapa minggu lalu," kata seorang petugas Polres Langsa yang lebih dulu berziarah ke Makam Sunan Gunungjati Cirebon sebelum melakukan penyisiran.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007