Jakarta (ANTARA News) - Rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Hero Supermarket Tbk yang berlangsung di Jakarta, Senin, memutuskan menyetujui rencana transaksi sewa lahan milik Ipung Kurnia yang juga adalah presiden direktur perseroan. "Lahan yang akan disewa berada di Taman Yasmin, Bogor seluas 15.625 meter persegi dan akan digunakan untuk pembangunan dan pengelolaan Giant Hipermarket. Sehingga transaksi ini mengandung benturan kepentingan," kata Sekretaris Perusahaan Hero, Vivien Goh. Dia mengatakan, nilai sewa itu tergantung dengan gross sales Giant Hipermarket yang akan dioperasikan itu. Nilainya 1,25 persen untuk gross sales sampai Rp15 miliar dan 1,5 persen jika gross salesnya lebih dari Rp15 miliar," katanya. Vivien mengatakan, pembangunan Giant Hipermarket tersebut dengan sistem BOT (bangun, operasikan dan serahkan) dengan PT Binamandiri Maju Gemilang. Perjanjian BOT ini berlangsung selama 20 tahun dengan hak opsi perpanjangan selama lima tahun. "Dalam rapat tersebut pemegang saham juga menyetujui untuk memberi wewenang kepada direksi perseroan agar melakukan tindakan yang diperlukan untuk melakukan transaksi itu," ujarnya. Sebelumnya rencana tersebut sempat tertunda karena Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT Hero Supermarket Tbk pada Jumat (14/9) tidak mencapai kuorum. Menurut Vivien, transaksi ini mengandung benturan kepentingan karena keluarga Kurnia, yaitu Ipung Kurnia dan Mulianti Kurnia memiliki saham di PT Hero Pusaka Sejati, pemilik 50,1 persen saham Hero Supermarket. Sementara itu, keluarga Kurnia juga memiliki saham di Binamandiri, baik langsung maupun tidak langsung. Untuk pembangunan di lahan tersebut, perseroan menginvestasikan dana senilai Rp46,7 miliar. Dengan disetujuinya dalam RUPSLB, diharapkan pada 2009 sudah bisa beroperasi. Sementara itu Hero Supermarket sudah 10 kali berturut-turut tidak membagikan dividen kepada investornya, meski secara operasional perseroan sudah mencetak keuntungan. Walau secara hukum tidak melanggar peraturan, namun secara etika sudah tidak sehat lagi. BEJ sendiri sampai saat ini tidak pernah memberikan himbauan atau saran agar perusahaan ini segera membagikan dividennya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007