Yogyakarta (ANTARA News)- Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan bahwa keterlibatan pers sebagai media pembelajaran politik dipandang sangat tepat karena menyentuh bagian terbawah dari struktur sosial kemasyarakatan. Hal itu dikemukanan Sultan HB X dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten Pemberdayaan Masyarakat Sekda Provinsi DIY, Drs Riswanto pada Workshop Pendidikan Pemilih Berbasis Jurnalistik yang diselenggarakan Mapilu/PWI dan Dewan Pers, di Yogyakarta, Rabu. Ia mengatakan wartawan sebagai pekerja pers dan media massa dengan tulisan dan liputannya sangat menentukan sejauh mana penyampaian informasi dapat efektif diterima masyarakat. Berkaitan dengan itu,katanya, tidak salah jika pers menjadi ujung tombak bagi pendidikan politik yang mengarah pada pencerahan masyarakat, sehingga mereka mampu berfikir rasional terutama ketika harus menentukan pilihannya pada pemilu. Menurut dia, pers juga diharapkan lebih berani menginformasikan "track records" calon pemimpin yang akan dipilih melalui pemilu didasari fakta. Menceritakan kebenaran dengan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan dan dibenarkan dalam pemberitaan seusuai dengan kode etik. Dengan demikian, masyarakat pemilih akan mengetahui siapa yang akan mereka pilih sehingga jangan sampai seperti membeli kucing dalam karung, tandas Sultan HB X. Sementara itu, Ketua umum PWI pusat Tarman Azam mengatakan dalam menyajikan tulisan pada publik wartawan harus menghormati landasan hukum, sehingga tidak boleh "hantam kromo" artinya wartawan harus tetap menghormati kode etik, mentaati hukum, tidak boleh memfitnah serta harus menjaga kepatutan yang hidup di masyarakat. Situasi politik pemilu dalam era demokrasi liberal pada tahun 1955, sikap praktek politiknya masih saling menghargai, namun berbeda dengan sekarang orang saling menjegal,mencela dan mencerca yang menunjukkan sikap tidak saling menghargai dalam pertarungan poltik. Dalam konteks itu, pers menghadapi tantangan berat untuk melakukan pendidikan politik ,sehingga harus mampu membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kehidupan berbangsa dan bernegara serta pentingnya pemilu sebagai suatu proses serta solusi untuk suksesi kepemimpinan yang dikehendaki rakyat, katanya. Kegiatan tersebut berlangsung sehari diikuti oleh 40 peserta meliputi wartawan anggota PWI Cabang Yogyakarta.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007