Jakarta (ANTARA News) - Kurs Rupiah Kamis pagi merosot mendekati level Rp9.150 per dolar AS, akibat melemahnya pasar uang regional. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah menjadi Rp9.134/9.138 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya Rp9.110/9.112 per dolar AS atau turun 24 poin. Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib. di Jakara, mengatakan melemahnya pasar uang regional merupakan faktor utama yang menekan rupiah terus merosot. Namun tekanan negatif terhadap rupiah diperkirakan tidak akan berlangsung lama, karena ini terjadi akibat pelaku pasar memfokuskan diri pada pertemuan bank sentral AS (The Fed) pada akhir bulan ini, katanya. Rupiah, lanjut dia, yang sempat menguat hingga di bawah level Rp9.100 per dolar AS akan kembali pada posisi tersebut, apabila The Fed kembali menurunkan suku bungan Fedfund. Pada pertemuan nanti The Fed akan membahas antara lain tingkat suku bunganya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang cenderung makin melambat meski mengindahkan laju inflasi yang kian meningkat, katanya. Menurut dia, jadi koreksi terhadap rupiah dinilai wajar, ini adalah permainan pelaku pasar dalam upaya mencari untung (profit-taking), namun ke depan rupiah masih bisa menguat yang diperkirakan akan berada di posisi Rp9.000 per dolar AS. "Kami optimis pada akhir tahun ini rupiah bisa mencapai Rp9.000 per dolar AS, namun posisi itu tidak berlangsung lama, karena pelaku akan kembali melepasnya," katanya. Sementara itu, dolar AS melemah terhadap yen, meski data pertumbuhan pasar tenaga kerja AS cenderung membaik. Dolar AS terhadap yen turun 0,1 persen menjadi 116,60 yang tertekan oleh aksi lepas dolar di pasar uang regional. Euro juga melemah menjadi 1,4095 dolar AS, karena pelaku menunggu hasil pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) yang membahas suku bunga. Ketua ECB menyatakan, suku bunga tetap 4 persen, karena pertumbuhan ekonomi berjalan dengan baik. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007