Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian perlu menetapkan hari khusus untuk motor mudik pada H-4 dan H-3 lebaran yang keberangkatan dilakukan secara berkelompok dengan pengawalan oleh pihak kepolisian untuk menghindari terjadinya kecelakaan, bahkan untuk memperpendek jarak tempuh, diberi dispensasi menggunakan jalur tol. Demikian disampaikan Angota Komisi III (bidang hukum) DPR RI Sahrin Hamid di Gedung DPR/MPR Jakarta, Jumat terkait penanganan arus mudik yang menggunakan sepeda motor. Sahrin menyoroti masih tingginya angka kecelakaan pada setiap arus mudik lebaran. Tahun 2006 jumlah kecelakaan mencapai 91 kasus dengan 51 korban tewas. Jumlah itu turun dibanding tahun 2005 sebanyak 237 kasus tetapi jumlah korban mengalami penurunan 57 persen. Pada tahun 2006, angka kecelakaan tertinggi terjadi pada mobil penumpang dengan intensitas satu juta unit, 126 kendaraan mengalami kecelakaan, diikuti sepeda motor. Setiap satu juta sepeda motor terdapat 20 kendaraan mengalami kecelakaan. Karena itu, sebagai bagian dari tugas pokok kepolisian RI, maka penanganan arus mudik khususnya yang menggunakan sepeda motor harus lebih baik. Angka pemudik dengan sepeda motor diperkirakan naik menjadi 31,29% atau sekitar 2,5 juta pengguna sepeda motor. Mengingat arus pemudik dengan sepeda motor yang begitubanyak, sebaiknya kepolisian menetapkan hari motor mudik pada H-4 dan H-3 lebaran. Para hari itu, arus mudik bersepeda motor dikawal polisi dan diberi dispensasi untuk bisa menggunakan jalan tol yang selama ini dilarang lagi pengguna sepeda motor. Hal ini diberlakukan hanya dua hari pada H-4 dan H-3. Dengan demikian akan memperpendek jarak tempuh dan mengurangi arus mudik motor pada hari-hari lainnya yang berimplikasi pada kepadatan jalan raya akibat motor. Hal ini akan meminimalkan angka kecelakaan. Dengan prediksi pengguna sepeda motor mencapai 2,5 juta orang dengan rasio 100 sepeda motor dikawal satu petugas, maka akan dibutuhkan 25 ribu polisi. Jika rasio ini tak terpenuhi, perlu dilakukan penggalangan partisipasi masyarakat termasuk dengan kelompok-kelompok pecinta motor, seperti Honda Tiger club, Suzuki Club atau lainnya dengan pemberian pengetahuan mengenai rute, rambu perjalanan dan juga memantapkan koordinasi selama perjalanan. "Untuk meminimalkan angka kecelakaan akibat mengantuk atau kelelahan, harus diatur titik istirahat untuk beristirahat sekaligus untuk pengecekan keadaan motor dan pemulihan stamina pemudik," kata Sahrin, anggota Fraksi PAN DPR dari daerah pemilihan (Dapil) I Jawa Barat (Kota Bandung dan Cimahi).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007