New York (ANTARA News) Setelah menguat selama delapan sesi berturut-turut, kurs dolar Amerika Serikat melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), tertekan oleh beberapa data ekonomi suram.

Indeks optimisme bisnis-bisnis kecil AS merosot 3,2 poin pada Januari karena para pemilik menyatakan semakin khawatir tentang pertumbuhan ekonomi di masa depan, menurut sebuah laporan Federasi Nasional Bisnis Independen (NFIB) yang dirilis pada Selasa (12/2) seperti dikutip Xinhua.

Angka 101,2, terendah sejak minggu menjelang pemilihan umum 2016, menunjukkan ketidakpastian di antara pemilik usaha kecil karena penutupan pemerintah yang lama dan ketidakstabilan pasar keuangan, kata laporan itu.

Sementara itu, indeks ketidakpastian NFIB naik tujuh poin menjadi 86, angka tertinggi kelima dalam sejarah 45 tahun survei.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,36 persen menjadi 96,7121 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1331 dolar AS dari 1,1275 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,2897 dolar AS dari 1,2860 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7098 dolar AS dari 0,7062 dolar AS.

Dolar AS dibeli 110,50 yen Jepang, lebih tinggi dari 110,40 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 1,0062 franc Swiss dari 1,0040 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3241 dolar Kanada dari 1,3298 dolar Kanada.

Baca juga: Harga emas naik didorong pelemahan dolar

Baca juga: Bursa Spanyol menguat, Indeks IBEX 35 ditutup naik 46,70 poin

Baca juga: Bursa Inggris menguat tipis, Indeks FTSE 100 ditutup naik 0,06 persen

Baca juga: Bursa Jerman menguat tajam, Indeks DAX30 berakhir naik 111,49 poin

Baca juga: Indeks CAC Prancis menguat 44,88 poin, saham Michelin melonjak

 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019