Jakarta (ANTARA News) - Atlet bulu tangkis tunggal putri Indonesia Fitriani mengaku terus berusaha memperbaiki akurasi serangan dan variasi permainan sebagai persiapan menghadapi turnamen All England 2019 di Birmingham, Inggris, 6-10 Maret.

"Pola permainan saya lebih banyak permainan reli. Jika saya punya kesempatan untuk menyerang, saya langsung melakukannya. Saya memantapkan latihan itu," kata Fitriani usai latihan di pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Cipayung, Jakarta Timur, Rabu.

Atlet asal klub Exist Jakarta itu juga menjaga stamina, pola makan, dan istirahat selain kondisi pikiran agar lebih tenang menghadapi turnamen tingkat Super 1000 itu.

"Saya ingin mengeluarkan kemampuan dengan bermain lebih konsisten. Semoga saya bisa mencapainya. Pada All England 2018, saya kalah dari Nozomi," kata pemain peringkat 30 dunia itu.

Baca juga: Susy : hasil undian All England risiko pemain non-unggulan

Fitriani akan turun pada dua turnamen lain sebelum mengikuti All England 2019 yaitu Spanyol Masters dan Jerman Terbuka mulai 19 Februari hingga 3 Maret sehingga kondisi fisiknya akan terkuras.

"Saya berusaha mengatasi kelelahan itu dengan menjaga pola makan, lebih tenang dan tetap fokus. Saya berusaha melawan rasa lelah itu dengan melakukan peregangan sebelum tidur, bangun tidur agar kondisi tubuh juga tenang," kata pemain yang meraih gelar juara dalam Thailand Masters 2019 itu.

Indonesia menempatkan dua pemain tunggal putri pada turnamen tingkat Super 1000 itu. Mereka adalah Fitriani dan Gregoria Mariska. Fitriani akan menghadapi pemain unggulan enam asal China He Bingjiao pada pertandingan putaran pertama. Sedangkan Gregoria akan melawan pemain unggulan dua asal Jepang Nozomi Okuhara pada laga pertama.

Fitri tercatat kalah dalam tiga kali pertemuannya dengan He yang menempati peringkat tujuh dunia.

Baca juga: Empat ganda campuran saling jegal di All England

"Dia adalah pemain kidal dan punya serangan atas yang bagus. Dia punya pukulan lob dan drop shot yang tajam. Saya berusaha memperbaiki aspek pertahanan dan melatih diri untuk mengambil bola-bola serangannya," kata atlet pelatnas utama PBSI itu.

Sementara, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengatakan Fitriani ataupun Gregoria memang harus menghadapi pemain-pemain unggulan dari negara lain agar mereka dapat tembus peringkat delapan besar dunia dan lolos kualifikasi Olimpiade.

"Siapapun harus mereka hadapi karena tujuan kami bukan hanya dalam All England saja melainkan juga lolos Olimpiade. Mereka tidak perlu khawatir menantang pemain-pemain peringkat atas," kata Susy.

Susy menambahkan pemain-pemain peringkat atas dunia justru seringkali punya beban untuk mempertahankan posisi mereka ketika menghadapi pemain-pemain non-unggulan seperti Fitriani.

"Orang lain akan menyangka pemain kami sudah kalah di atas kertas. Tapi, saya sudah berpesan kepada para pemain agar tetap berjuang. Posisi bukan unggulan itu justru menguntungkan mereka karena bermain tanpa beban," katanya. 

Baca juga: Ganda campuran Indonesia ditarget masuk semifinal All England
 

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019