Kulon Progo (ANTARA News) - Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mengunjungi Balai Pemberdayaan Masyarakat milik PT Angkasa Pura I di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis.

Balai Pemberdayaan Masyarakat ini merupakan wadah untuk menampung aspirasi masyarakat Kulon Progo seiring dengan berjalannya pembangunan proyek bandara ini.

Menteri Rini memberikan semangat kepada peserta pelatihan operator ground support Bandara NYIA setelah beroperasi.

"Belajar yang rajin ya! Detail supaya dapat mengoperasikan ground support di Kulon Progo karena Bandara di Kulon Progo merupakan bandara internasional yang menjadi kebanggaan kita semua," kata Rini di sela-sela meninjau pelatihan kerja.

Ia juga memberikan semangat kepada peserta pelatihan operator ground support supaya berlatih sungguh-sungguh.

"Bandara NYIA Kulon Progo menjadi bandara internasional, sehingga adik-adik harus semangat," harapnya.

Selain meninjau pelatihan operator ground support, Menteri Rini juga bertemu dengan pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) binaan Angkasa Pura I.

Menteri Rini mendapat batik khas Kulon Progo, yakni Geblek Renteng, menikmati kopi lokal StarProgo, dan makanan tradisional geblek.

"Gebleknya enak," kata Rini sembari tersenyum.

Sepanjang 2018, PT Angkasa Pura I (Persero) secara total telah menyalurkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp12 miliar khusus di Kabupaten Kulon Progo.

Pada 2019, PT Angkasa Pura I (Persero) akan menyalurkan dana CSR sebesar Rp10,9 miliar yang diperuntukkan bagi beberapa program pemberdayaan sosial masyarakat berupa pelatihan-pelatihan keahlian untuk meningkatkan kemampuan SDM, di antaranya adalah pengembangan agrobisnis, pemberdayaan lansia, difabel dan lain-lain.

"Saya juga mendorong agar dalam pelaksanaan pembangunan bandara juga memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar. Semoga program-program ini bisa membawa manfaat bagi masyarakat Kulon Progo," tegas Rini.

Sementara itu, Direktur Utama PT Angkasa Pura 1 (Persero) Faik Fahmi mengatakan saat ini tahap pekerjaan konstruksi pembangunan Bandara NYIA sudah mencapai 71,6 persen untuk layanan Internasional dan ditargetkan bisa beroperasi pada April 2019.

Sementara untuk layanan domestik ditargetkan beroperasi pada akhir 2019. Secara keseluruhan, total kapasitas bandara baru ini diproyeksi mencapai 14 juta penumpang per tahun.

Pekerjaan fisik untuk fasilitas sisi udara dan darat saat ini telah mencapai 100 persen. Fasilitas Bandara untuk layanan Internasional meliputi fasilitas sisi udara seperti runway, rapid taxiway 1, holding bay 1, parallel taxiway, exit taxiway, apron dan taxiway apron.

Sementara itu fasilitas sisi darat meliputi toll gate, gedung terminal dengan luas 12.920 meter persegi, gedung penunjang dan bangunan sub-station yang akan difungsikan sebanyak 6 unit. Selain itu, aksesibilitas Bandara NYIA dioperasikan denganmenggunakan Jalan Permanen dan Jalan Temporary 2 jalur.

Faik menegaskan PT Angkasa Pura I (Persero) beserta seluruh pemangku kepentingan lainnya akan terus mengawal secara bersama pembangunan bandara baru ini.

"Terima kasih kepada Menteri BUMN yang terus memberikan dukungan keoada kami. Kami terus berupaya agar target operasional bandara bisa tercapai dan tentunya tetap terus memperhatikan aspek kualitas dan keselamatan dalam kerja," kata Faik.
Baca juga: Menteri Rini pastikan bandara baru Yogyakarta beroperasi April

 

Pewarta: Sutarmi
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019