Jakarta (ANTARA News) - PT Kereta Api (KA) memastikan, KA Sapujagat tak digunakan pada arus mudik karena pada saat puncak, Rabu (10/11), KA reguler dan sembilan KA tambahan masih bisa menampung lonjakan arus penumpang ke sejumlah kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur. "KA Sapujagat tidak terpakai karena KA reguler dan tambahan masih bisa menampung lonjakan pemudik yang puncaknya tadi malam (10/10)," kata Kahumas PT KA, Noor Hamidi menjawab pers di sela Mudik Gratis Bareng Bank Mandiri, di Stasiun Gambir Jakarta, Kamis. Sebelumnya, YLKI mempersoalkan, rencana penggunaan KA Sapujagat karena dinilai tak manusiawi yakni kereta tanpa tempat duduk, tanpa lampu bahkan tanpa kipas angin. "KA Sapujagat sejatinya adalah kereta barang. Sudah bayar kok diperlakukan seperti sapi," kata pengurus YLKI, Sudaryatmo. Saat puncak mudik, Rabu malam, kata Noor, dari sejumlah stasiun di Jakarta, Stasiun Senen tercatat adalah sebagai stasiun dengan pemberangkatan penumpang terbesar dan KA tambahan yang dioperasikan sebanyak sembilan KA tambahan. Dari sembilan KA tambahan itu, lanjut Noor, satu di antaranya KA Bisnis, namun tiket yang dijual tetap kelas ekonomi. "KA Bisnis yang dipakai itu adalah rangkaian yang disewa oleh perusahaan penyedia minuman energi, namun, para penumpang sangat puas karena kondisinya agak longgar," katanya. Bahkan, kata Kahumas PT KA Daop I Jakarta, A Sujadi menyebutkan, tarif bisnis yang seharusnya dibayar Rp130 ribu untuk jurusan Senen-Surabaya, hanya dibayar tiket KA ekonomi yang sudah dipegang penumpang Rp47 ribu. Oleh karena itu, Noor memperkirakan KA Sapujagat akan digunakan saat arus balik, khususnya dari wilayah Kutoarjo, Jawa Tengah. "Prediksinya untuk sementara begitu," katanya. Namun, baik Noor maupun Sujadi tidak merinci jumlah penumpang KA saat puncak arus mudik pada Rabu (10/10), khususnya untuk keberangkatan dari Jakarta ke berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007