Beograd (ANTARA News) - Serbia siap membayar hadiah satu juta euro (1,42 juta dolar) untuk informasi yang menghasilkan penangkapan pelarian penjahat perang penting Ratko Mladic, beberapa pejabat mengatakan Jumat. Penangkapan Mladic, bekas jenderal Serbia Bosnia yang dituduh melakukan pembasmian etnik oleh pengadilan kejahatan perang PBB di Den Haag, merupakan syarat penting bagi Serbia untuk menandatangani perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa, langkah pertama ke arah keanggotaan. Presiden Serbia Boris Tadic mengatakan penangkapan Mladic dapat juga mempengaruhi perundingan mengenai provinsi Kosovo Serbia, tempat mayoritas 90 persen etnik Albania menuntut kemerdekaan. "Pemasrahan Mladic dapat meningkatkan posisi perundingan Serbia dalam masalah Kosovo, mengatakan pasda radio ORF Austria. "Kredibilitas internasional kami dapat meningkat secara dramatis, kami memiliki kesempatan nyata yang lebih baik untuk mempertahanan kepentingan nasional kami." EU tidak pernah membuat kaitan resmi antara penangkapan Mladic dan status Kosovo. Provinsi itu telah diperintah oleh PBB sejak 1999, ketika NATO mengusir pasukan Serbia yang dituduh melakukan pembersihan etnik Albania ketika memerangi pemberontak. Serbia, didukung oleh Rusia, menentang kemerdekaan Kosovo. Pembicaraan terakhir ditetapkan akan berakhir pada 10 Desember, dengan para pemimpin Kosovo mengancam untuk mendeklarasikan kemerdekaan segera setelah itu. Rasi, Ljajic, orang penting Serbia dalam urusan dengan pengadilan kejahatan perang itu, mengatakan hadiah masing-masing 250.000 Euro diberikan untuk informasi yang menghasilkan penangkapan dua pelarian lainnya: orang Serbia Bosnia Stojan Zupljanin, seorang bekas komandan senior polisi, dan pemimpin Sebia Kroasia Goran Hadzic. Namun tidak akan ada hadiah bagi informasi mengenai Radovan Karadzic, pemimpin politik Serbia Bosnia yang dituduh berdasar dakwaan yang sama seperti Mladic karena perannya dalam perang Bosnia 1992-95. "Ia bukan orang Serbia, dan tidak ada dasar hukumnya untuk memberikan hadiah," kata Ljajic seperti dikutip Reuters. Penuntut kejahatan perang negara itu, Vladimir Vukcevic, mengatakan hadiah itu tidak berarti pelarian tersebut di Serbia, hanya bahwa ada kemauan politik untuk menemukan mereka. "Kami akan mencari mereka jika mereka ada di sini, tapi kami tidak yakin," ia mengatakan pada media setempat. "Kami tidak tahu di mana mereka berada." (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007