Korban yang masih bertahan ditenda pengungsian mempengaruhi kondisi kesehatan mereka ditambah lagi dengan cuaca saat ini yang sedang musim hujan. Namun sudah kami tangani secara maksimal
Padang Aro (ANTARA) - Korban gempa bumi di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat yang sakit terus bertambah karena mereka masih bertahan di tenda pengungsian.

Kepala Dinas Kesehatan Solok Selatan, Novirman, di Padang Aro, Selasa, mengatakan, hingga Senin (4/3) sudah 280 korban gempa yang sakit dilayani oleh petugas di posko kesehatan.

"Korban yang masih bertahan ditenda pengungsian mempengaruhi kondisi kesehatan mereka ditambah lagi dengan cuaca saat ini yang sedang musim hujan. Namun sudah kami tangani secara maksimal," ujarnya.

Dia mengatakan, kunjungan korban gempa ke posko kesehatan pada Senin (4/3) sebanyak 33 orang dan paling banyak wilayah Puskesmas Mercu.

Dari 33 orang yang datang ke posko kesehatan pada Senin, enam orang mengalami trauma psikis dan juga penyakit lainnya seperti ispa, hipertensi, mialgia, cepalgia, diare, febris hingga anemia.

Dia mengatakan, untuk stok obat sampai sekarang masih mencukupi, karena ada bantuan dari Dinas kesehatan Provinsi Sumatera Barat dan pihak lain seperti dari Stikes Amanah, TNI dan Polri.

"Kalau kurang nanti dimintakan lagi tambahannya ke provinsi," ujarnya.

Korban masih bertahan di tenda pengungsian karena gempa masih dirasakan oleh warga.

Dari 280 warga yang  sakit itu 26 orang diantaranya balita, 29 anak-anak, 34 remaja, 116 dewasa dan 69 lansia.

Pada umumnya, penyakit yang diderita para pengungsi masih relatif ringan yang penanganannya bisa dilakukan di posko kesehatan.

Korban yang sakit, tiga orang diantaranya dirujuk ke rumah sakit karena menderita sakit jantung dan luka-luka.

Tim kesehatan masih terus bersiaga mengantisipasi warga yang sakit dan memberika pelayanan maksimal secara gratis.

"Tim kesehatan juga memantau kondisi lingkungan yang dihuni pengungsi terutama di Jorong Koto Sungai Kunyit seperti kondisi air, sanitasi, makanan, semua harus dipastikan baik sehingga tidak menimbulkan penyakit baru," ujarnya.

Pewarta: Syahrul Rahmat dan Erik Ifansya Akbar
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019