Samarinda (ANTARA) - Sebanyak 37 peserta dari daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di wilayah Korem 091/Aji Surya Natekesuma (ASN) Samarinda, mengikuti seleksi Calon Tamtama Prajurit Karier TNI AD gelombang I/2019 putra daerah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

 

“Penerimaan Calon Tamtama Prajurit Karier (PK) TNI AD untuk pulau terluar, daerah perbatasan dan pedalaman tahun ini merupakan gelombang yang pertama,” ujar Komandan Korem (Danrem) 091/ASN, Brigjen TNI Widi Prasetijono di Samarinda, Sabtu.

 

Sebanyak 37 peserta yang mengikuti seleksi Calon Tamtama itu, enam orang berasal dari Tanjung Selor, 14 orang dari Tanah Grogot,  tiga dari Tarakan, dua dari Sangatta, empat dari Malinau, tujuh dari Nunukan, dan hanya ada satu dari Kutai Barat.

 

Rekrutmen ini merupakan salah satu kegiatan bidang penyediaan tenaga manusia dalam program pembangunan kekuatan personel, guna mewujudkan TNI Angkatan Darat yang solid, profesional, tangguh, berwawasan kebangsaan, dan dicintai rakyat.

 

Sehari sebelumnya, saat memimpin sidang parade seleksi Calon Tamtama di Aula Wira Yudha, ia mengatakan bahwa hasil dari rekrutmen Gelombang I ini secara kuantitas maupun kualitas akan berpengaruh langsung terhadap pembangunan kekuatan TNI AD.

 

Oleh karena itu, lanjutnya, dalam setiap proses penerimaan calon prajurit harus direncanakan matang dan dilaksanakan secara baik, melalui tahap seleksi ketat dengan tetap mempertimbangkan aspek kualitas sumber daya manusia agar diperoleh hasil maksimal.

 

Calon Tamtama yang terpilih pada pelaksanaan parade ini akan mengikuti pemeriksaan dan pengujian lanjutan yang meliputi administrasi, akademik, kesehatan, jasmani, psikologi serta mental ideologi di Dodikjur Rindam VI/Mulawarman.

 

“Saya ingatkan kepada tim seleksi, dalam menentukan kelulusan calon harus tetap berpedoman pada norma dan aturan, karena hasil pemilihan Tamtama PK TNI AD dari pulau terluar, perbatasan, pedalaman ini akan dipertanggungjawabkan di kemudian hari," katanya.

 

Ada beberapa hal yang ia tekankan dalam kesempatan itu, antara lain tim seleksi tidak menganggap kegiatan ini sebagai rutinitas, mempedomani aturan dengan melaksanakan seleksi secara objektif, transparan, dan akuntabel agar diperoleh calon terbaik.

 

“Pedomani pakta integritas yang sah ditandatangani, jangan ada yang menjadi calo kemudian meminta imbalan tertentu dari para Calon Tamtama. Apabila ada yang melakukannya, maka akan ditindak tegas sesuai aturan,” ucap Widi menegaskan.*


 

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019