Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan membangun 13 stasiun pemantau kualitas udara di 13 kota di Indonesia pada 2019.

"Sekarang sudah ada di 14 kota tahun ini insyaallah kita akan pasang (stasiun pemantau kualitas udara, red.) di 13 kota," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Pencemaran Lingkungan KLHK Karliansyah dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Saat ini, KLHK sudah memasang stasiun pemantau kualitas udara di 14 kota di Indonesia, akan tetapi kalau digabungkan dengan milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dam Geofisika, pemerintah daerah, dan swasta, maka total sekitar 50-an stasiun pemantau kualitas udara yang telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Sebanyak 14 stasiun pemantau kualitas udara itu telah ada di Banda Aceh, Pekanbaru, Batam, Padang, Jambi, Palembang, Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, Kalimantan Utara, Jakarta Pusat, Manado, Makasar, dan Mataram.

Sebanyak 13 pemantau kualitas udara itu akan dibangun di 13 kota, yakni Bekasi, Depok, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Kupang, Jayapura, Lampung, Medan, Malang, Bandung, dan Bengkulu.

Untuk meningkatkan kualitas udara perkotaan, sejumlah upaya dapat dilakukan, termasuk pemberlakuan bahan bakar setara euro 4 , uji emisi kendaraan bermotor regular , pengawasan ketaatan emisi industri atau pembangkit listrik tenaga uap.

Selain itu, penggunaan bahan bakar ramah lingkungan, penghijauan seperti membangun taman kota dan hutan kota, pengembangan transportasi massal, serta pemantauan kualitas udara regular .
 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019