Cirebon (ANTARA News) - Ribuan orang memadati Komplek Makam Sunan Gunungjati Cirebon sejak Sabtu subuh untuk menyaksikan Grebeg Syawal, acara tradisi Keraton Kanoman untuk berziarah di Makam Sunan Gunungjati yang biasanya diikuti oleh ribuan warga yang mempunyai makam keluarga di lokasi tersebut. Sejak pagi hari mereka sudah menyemut di sekitar jalan yang akan dilalui rombongan Sultan Kanoman XII Sultan Raja Muh Emiruddin, mulai dari Gapura sampai Lawang Gede, walaupun acara baru dimulai sekitar pukul 06.30 WIB. Tradisi Grebeg Syawal yang digelar setiap 8 Syawal itu diramaikan oleh kehadiran ratusan pedagang kaki lima yang memanfaatkan momen untuk menawarkan berbagai cindera mata atau sekedar berjualan makanan dan minuman yang diperlukan peziarah. Mereka membuat empat lajur dagangan dari pintu masuk sampai mendekati areal makam sepanjang 500 meter sementara di alun-alun juga dipenuhi pedagang dan arena permainan anak-anak. Keramaian di depan makam Sunan Gunung Jati itu biasanya berlangsung sampai sore hari dan membuat antrian panjang kendaraan pemudik karena banyak peziarah yang berlalu lalang menyebrang jalan sehingga memotong arus kendaraan. Polres Cirebon sudah membuat antisipasi dengan mengalihkan sebagian besar arus mudik ke jalur utama melintasi Palimanan sehingga antrian tidak lebih dari satu kilometer. Tradisi Grebeg Syawal diawali kedatangan Sultan Kanoman XII Sultan Raja Muh. Emiruddin beserta sesepuh dan kerabat di depan pintu gapura kompleks makam Astana Gunung Sembung. Rombongan itu disambut kepala abdi dalem makam yang langsung mengantar rombongan ke Makam Sunan Gunungjati. Puluhan abdi dalem penjaga makam melakukan pengamanan pagar betis mulai dari pintu gapura di alun-alun hingga Lawang Gede atau pintu Pasujudan. Sebagian warga masih ada yang mendesak untuk sekedar bersalaman dengan Sultan atau menjamah tubuh Sultan. Dari lawang gede itu, rombongan sultan akan mendaki bukit dengan melewati enam pintu berikutnya, yakni pintu Ratnakomala, pintu Jinem, pintu Rararoga, Pintu Kaca, pintu Bacem, dan Pintu Teratai. Pintu Teratai itulah sebagai pintu masuk Maqbaroh atau Makam Kanjeng Sunan Gunung Jati. Dan di dalam Maqbaroh itulah dilakukan ritual ziarah kubur oleh keluarga keraton antara lain pembacaan surat yasin, dzikir dan tahilan. Usai ziarah sekitar dua jam kemudian rombongan Sultan kembali turun dan berkumpul di Gedung Pesanggarahan untuk makan bersama dan sebelum pulang, Sultan Kanoman dan keluarga melakukan saweran uang logam di halaman Pasanggarahan yang diperebutkan ratusan warga yang sejak tadi menunggu "recehan" yang masih dianggap mempunyai barokah itu. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007