London (ANTARA News) – Umat Islam di London mengelar acara "Eid in the Square", semacam perayaan "halal bil halal", di Trafalgar Square yang menjadi alun-alun kota London dan tidak jauh dari British Museum, serta Buckingham Palace, kediaman resmi Ratu Elizabeth II, Sabtu. Meskipun perayaan baru berlangsung pada pukul 13.00 waktu setempat, umat Islam dan simpatisannya di Inggris dari berbagai bangsa terlihat berduyung duyung memenuhi alun-alun yang terdapat patung tinggi pahlawan Inggris, Neilson, dan kolam di bagian tengahnya. Mereka mulai berdatangan sejak pagi hari. Perayaan Idul Fitri yang digelar untuk kedua kalinya itu digelar oleh berbagai organisasi islam di Inggris, seperti Dewan Muslim Inggris, Islamic Relief, dan sepenuhnya mendapat dukungan dari Walikota London, Ken Livingstone. Trafalgar Square selama ini banyak digunakan untuk berbagai kegiatan sepanjang tahun, termasuk seperti promosi dan pameran, pengambilan gambar foto maupun film, dan bahkan menjadi tempat berkumpulnya para pendemo. Ken Livingstone mengatakan bahwa suatu kehormatan dirinya dapat hadir dan menyampaikan selamat kepada seluruh umat Islam di London pada perayaan Idul Fitri 1428 H, yang menandai akhir dari bulan suci Ramadhan dan memasuki bulan Syawal. "Kebersamaan merupakan kunci dari perayaan Idul Fitri yang dapat menghapuskan segala rintangan baik etnis, budaya dan juga agama dari berbagai msyarakat yang berasal dari seluruh dunia," ujar Livingstone. Dikatakannya, perayaan Idul Fitri yang diadakan di Trafalgar Square akan dapat menyatukan berbagai masyarakat dan tempat berkumpulnya berbagai umat beragama baik Islam maupun non-Muslim yang akan dapat memperkaya kebudayaan Islam. Sementara itu, Sekretaris jenderal (Sesjen) Dewan Muslim Inggris (Muslim Council for Britain/MCB), Muhammad Abdul Bari, mengatakan bahwa umat Islam yang ada di London merasa bangga bisa merayaan Idul Fitri di Trafardar Square. Dikemukakannya, dari tahun ke tahun penyelenggaraan Idul Fitri semakin besar yang membawa kebersamaan umat Islam di London yang berasal dari berbagai bangsa yang sudah menetap lama di Inggris, seperti komunitas masyarakat Mesir di daerah Ealing maupun dari Pakistan di daerah Putney. Sedangkan, Ketua Umum Keluarga Islam Indonesia di Britania Raya (KIBAR), Dono Widiatmoko, mengatakan bahwa umat Islam di Inggris menghadapi banyak tantangan, salah satunya adalah bagaimana menaikkan citra Islam yang cenderung terpuruk selama beberapa waktu belakangan ini. Selain itu, menurut Dono, komunitas umat Islam di Inggris dihadapkan pada tantangan untuk lebih dapat membaur dan diterima oleh masyarakat umum. Dengan adanya acara semacam ini, menurut dia, diharapkan masyarakat umum di Inggris dapat lebih terbuka terhadap kaum Islam, serangkaian aktivitas keagamaan yang ada, dan juga dengan kebiasaan kultural yang melekat dengannya. "Tentunya acara ini dapat menjadi saat bergembira ria umat Islam di Inggris dalam menjalani hari raya Idul Fitri," ujar Dono, yang juga Sekretaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di London. Perayaan Idul Fitri yang diselenggarakan di tengah tengah musim gugur di Kerajaan Inggris dengan suhu cuaca berkisar antara 10 derajat celsius itu diramaikan dengan sejumlah artis Muslim, diantaranya Mesut Kurtis asal Turki yang datang ke Ingris untuk menuntut ilmu. Mesut, artis yang memiliki banyak bakat itu bergabung dengan kelompok Nasyid Makedonia itu menelurkan album nasyid Salawat. Selain itu, seniman mualaf Hamza Robertson yang kelahiran Lancashire juga ikut tampil. Hamza yang pandai bermain keyboard dan gitar membawakan sejumlah lagu dakwah. Kemudian, pelawak dari Somalia yang menetap di Selatan London, Prince Abdi, juga memberikan hiburan segar. Idul Fitri yang juga disponsori oleh "Union London Region Transport for London", "Muslim Aid" dan "Metropolitan Police Service", serta "London Fire Brigade" tersebut juga menggelar bazaar makanan dan kegiatan kreatif untuk anak-anak. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007