London (ANTARA News) - Ribuan Muslim Inggris berkumpul Minggu petang untuk menyaksikan konser amal perdamaian yang dijuluki "Muslim Live 8", guna menghimpun dana bagi para korban konflik yang berlarut-larut di Darfur, Sudan. Pergelaran tersebut, yang dimeriahkan dengan penampilan penyanyi Muslim terkemuka Sami Yusuf, didukung oleh pemerintah Inggris yang menjadi ujung tombak dalam daya upaya untuk menekan pemerintah Sudan agar menghentikan kekerasan di propinsi Sudan barat itu. Perhelatan yang berlangsung di Wembley Arena, London, itu dan disebut sebagai Konser bagi Perdamaian di Darfur, juga bertujuan untuk mempromosikan berbagai upaya untuk mempersatukan komunitas Inggris di tengah menyebarnya kecurigaan terhadap Islam di negara Eropa ini. "Ketidakadilan di mana-mana merupakan serangan terhadap keadilan di tempat manapun, karena itu kita harus terus bekerja sama dengan anda semua untuk mengakhir penderitaan ini," kata Perdana Menteri Gordon Brown dalam pesannya melalui rekaman video. "Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada anda sekalian ...dari para artis dan musisi yang tampil di sini hari ini, kepada para pemimpin keagamaan dari segenap masyarakat yang telah memimpin doa dan kampanye bagi rakyat Darfur." Brown menambahkan" "Kenyataan bahwa begitu banyak dari anda di sini pada malam ini memperlihatkan betapa tingginya rasa kepedulian rakyat Inggris dari semua komunitas terhadap penduduk Darfur dan penderitaan mereka." Konser monumental Sebagai puncak acara konser, yang oleh beberapa orang telah dibandingkan dengan pergelaran anti-kemiskinan global Live 8 pada 2005 adalah penampilan Sami Yusuf, bintang Inggris berusia 27 tahun yang populer di kalangan umat Islam sedunia, sekalipun ia kurang dikenal di tanah airnya sendiri. "Konser ini sungguh monumental dan tak pernah digelar sebelumnya," ujarnya menjelang konser. Masih banyak yang harus dilakukan untuk Darfur karena "ini merupakan isu di kalangan Muslim, Muslim membunuh Muslim, beberapa orang berpendapat sungguh memalukan orang tak dapat mencegah hal ini," katanya kepada AFP. "Ini kesempatan besar bagi masyarakat Islam Inggris untuk betul-betul berbuat sesuatu." Seluruh hasil konser akan disumbangkan kepada Islamic Relief untuk membantu dana bagi kegiatannya di Darfur. Seperti Yusuf, para artis lainnya yang mengambil bagian memnggabungkan musik mereka dengan kepercayaan agamanya. Outlandish, kelompok hip-hop dari Denmark yang menampilkan personel campuran Islam dan Katolik, muncul menghibur, sebagaimana juga Kareem Salama, seorang penyanyi country Muslim Amerika yang berpose dengan topi Stetson pada sampul album terakhirnya. Para bintang The Sound of Reason dari Kanada dan Hamza Robertson, seorang pemuda Inggris yang memeluk Islam, juga tampil di pentas. Terdapat sekitar 1,5 juta penganut Islam di Inggris, namun menurut jajak pendapat pada 2006, 53 persen rakyat Inggris meyakini Islam mengancam demokrasi Barat. (*)

Copyright © ANTARA 2007