Jakarta (ANTARA) - Aktor Arifin Putra menyebut bahwa peristiwa penembakan di Kota Christchurch, Selandia Baru pada Jumat lalu (15/3) merupakan murni serangan kemanusiaan.

"Aku lebih ngelihat ini ke sisi kemanusiaan, mungkin ada yang ngelihat ke arah agama dan lain-lain. Aku lihat ini adalah masalah kemanusiaan dan serangan kemanusiaan," kata Arifin ditemui dalam acara LA Indie Movie di Jakarta, Sabtu.

"Orang yang melakukan serangan ini dan penembakan ini, dia sakit jiwa dan seharusnya dia tidak boleh bebas, dia enggak boleh berkeliaran bebas," lanjutnya.

Baca juga: Satu WNI korban penembakan di Christchurch meninggal dunia

Pemain film "Foxtrot 6" ini pun memuji pemerintah Selandia Baru yang telah bekerja dengan cepat dengan langsung mengganti undang-undang tentang kepemilikan senjata api.

"Itu orang yang....harus dikenakan hukum seberat-beratnya sesuai dengan hukum yang berlaku. Aku juga melihat Selandia Baru sudah bagus, mereka langsung bilang akan mengganti undang-undang soal senjata api. Pemerintahnya sudah melakukan yang terbaik," ujar pria kelahiran 1 Mei 1987 itu.

Aksi penembakan keji itu terjadi di dua masjid di Kota Christchurch, Selandia Baru pukul 13.40 waktu setempat. Peristiwa ini merupakan penembakan massal terburuk di negara itu.

Baca juga: "Mantan Manten", film terbaru Atiqah Hasiholan dan Arifin Putra

Baca juga: Arifin Putra rasakan kehidupan bankir lewat "Sparks"

Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2019