Brisbane (ANTARA News) - Cendekiawan Muslim Indonesia, Dr. Luthfi Assyaukanie, menjadi mahasiswa asing pertama Universitas Melbourne (UM) yang memenangkan "Chancellor`s Prize" (Hadiah Rektor) setelah tesis doktornya terpilih sebagai disertasi terbaik di bidang humaniora dan seni kreatif universitas itu. Disertasi Assyaukani tentang Islam dan politik di Indonesia itu merupakan salah satu dari empat disertasi terbaik di antara hampir 500 lainnya yang diserahkan para mahasiswa program doktor UM tahun lalu. Informasi yang dihimpun ANTARA dari UM menyebutkan, pengumuman resmi tentang peraih "Chancellor`s Prize" itu dilakukan pada hari Selasa (23/10). Karya peneliti yang bekerja di "Freedom Institute" Jakarta dan sedang merampungkan kegiatan pasca-doktor di Universitas Teknologi Nanyang (NTU) Singapura itu dinilai pantas meraih hadiah bergengsi tersebut karena kontribusinya yang sangat signifikan bagi perkembangan literatur tentang Islam dan politik di Indonesia. Seorang penguji disertasi Assyaukani bahkan mengaku bahwa pandangannya berubah setelah membaca tesis tersebut dan ia berkeyakinan karya Assyaukani akan memberikan dampak besar pada perdebatan tentang hukuman antara agama (Islam) dan politik yang kini berkembang Assyaukani menyelesaikan studi magister dan doktoral di UM selama empat tahun. Disertasi doktoralnya dibimbing Prof.Merle Ricklefs, Abdullah Saaed dan Arief Budiman. Hadiah bergengsi UM itu diberikan sejak tahun 1998 kepada para lulusan program doktor yang menghasilkan karya penelitian terbaik. Universitas Melbourne merupakan salah satu dari delapan universitas riset terkemuka di Australia di samping Universitas Queensland, Universitas Sydney, Universitas Adelaide, Universitas Nasional Australia, Universitas Monash, Universitas New South Wales dan Universitas Australia Barat.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007