Paris (ANTARA News) - Iran membutuhkan tiga hingga delapan tahun untuk membuat bom nuklir, kata kepala badan pengawas nuklir PBB, dalam wawancara yang terbit pada Senin. Mohamed ElBaradei, kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), kepada koran Prancis, Le Monde, mengemukakan masih banyak waktu untuk mendapatkan hasil lewat diplomasi, sanksi, dialog dan insentif. Wapres AS, Dick Cheney, Minggu, mengemukakan bahwa dunia tidak akan diam dan membiarkan Iran membangun senjata nuklir. Washington belum mengesampingkan untuk melakukan serangan. Iran mengemukakan instalasi nuklirnya bertujuan damai dan mereka membantah akan membuat bom atom. "Saya tidak menilai tujuan mereka, tapi misalkan Iran memang ingin memiliki bom nuklir, hal itu butuh antara tiga hingga delapan tahun lagi," kata ElBaradei kepada Le Monde. "Semua badan intelijen setuju dengan hal itu. Saya ingin menjauhkan orang dari pikiran bahwa Iran akan segera menjadi ancaman dan bahwa saat ini kita sedang menyoal apakah Iran sebaiknya di bom atau dibiarkan memiliki bom," kata peraih Nobel perdamaian itu. "Kita sama sekali tidak dalam situasi seperti itu. Iran adalah contoh menyolok dari banyak kasus tentang bagaimana penggunaan kekuatan justru memperbesar masalah dan bukan menyelesaikannya." Pihak Barat ingin memberlakukan sanksi lebih jauh kepada Iran yang menolak menghentikan pengayaan uranium. Proses itu dapat membuat tenaga bagi pembangkit listrik, atau, bahan untuk hulu ledak. Negara-negara besar sepakat untuk menunda sanksi tersebut sampai November guna mengetahui jika Iran menjawab pertanyaan IAEA mengenai tujuan mereka. ElBaradei mengatakan tidak akan jadi masalah jika pembicaraan itu diperpanjang hingga Desember. Negara-negara kuat juga sedang menunggu hasil pembicaraan perunding Uni Eropa, Javier Solana, yang akan bertemu delegasi Iran di Roma pada Selasa. Pertemuan itu akan dihadiri mantan kepala tim perunding Iran, Ali Larijani, dan penggantinya, Saeed Jalili, demikian laporan Reuters.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007