Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kementerian Negara BUMN, Muh Said Didu, mengatakan perbankan yang berbasis syariah harus segera mencari padanan istilah-istilah syariah yang pas dan mengumumkannya kepada masyarakat. "Istilah inilah yang menjadi kendala sosial saat ini dan harus dicarikan padanannya yang pas. Ini penting karena pasarnya sudah ada," kata Said Didu di Jakarta, Kamis, dalam peluncuran Bank Ekspor Indonesia (BEI) Islamic Banking. Menurut dia, bagi sebagian orang yang tidak memahami konsep syariah akan sulit mengerti konsep pembiayaan alternatif tersebut. Pihaknya juga akan segera mendorong BUMN-BUMN ke arah konsep syariah. "Karena dengan alternatif pembiayaan lain yaitu syariah di samping konvensional maka indikator penilaian ekonomi bangsa tidak sebatas penilaian pada indeks harga saham, nilai tukar mata uang, dan sebagainya yang selama ini menjadi momok," katanya. Said juga mengatakan pada dasarnya kultur masyarakat di Indonesia tidak asing dengan istilah bagi hasil yang terdapat dalam konsep syariah. Oleh karena itu, konsep tata kelola pembiayaan dan keuangan syariah hampir dipastikan akan mudah diterima oleh masyarakat di tanah air. Namun, ia menekankan agar jangan sampai perbankan di tanah air hanya "bungkusnya" saja yang syariah tetapi konsepnya masih memakai "interest" seperti halnya dalam tata kelola konvensional. "Jangan sampai hanya bungkusnya saja yang syariah karena kalau itu terjadi berarti kita sudah membohongi masyarakat," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007