Ottawa (ANTARA News) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Ottawa, Kanada, pada Rabu (24/10) menyelenggarakan "Dialog Antar Agama" bertema "Inter-Religious Partnership to Promote Understanding and Tolerance" yang melibatkan kalangan agamawan dan organisasi keagamaan kedua negara di Ruang Caraka Nusantara KBRI Ottawa. Kegiatan tersebut untuk memajukan toleransi dan pemahaman antara pemeluk agama yang berbeda sekaligus lebih memperkuat hubungan dan komunikasi yang konstruktif diantara penduduk kedua negara, demikian keterangan Minister Counsellor Penerangan, Sosial dan Kebudayaan (Pensosbud) KBRI Ottawa, Iswayudha, melalui surat elektronik (e-mail)-nya kepada ANTARA News, Kamis. Dialog tersebut, menurut dia, juga sebagai sarana untuk mengatasi persoalan dan keprihatinan yang melanda dunia saat ini yang seringkali menjadikan alasan perbedaan agama sebagai dasar terjadinya konflik. Oleh karena itu, ia mengemukakan, dengan dialog tersebut dikukuhkan kesadaran bahwa perbedaan seharusnya bukan menjadi alasan untuk berkonflik tetapi sebaliknya sebagai aset berharga untuk meningkatkan harkat kemanusiaan. Duta Besar RI untuk Kanada, Djoko Hardono, dalam sambutannya menekankan bahwa perbedaan agama yang ada di dunia merupakan anugerah yang seharusnya diyakini oleh setiap manusia. Pemerintah dan rakyat Indonesia, menurut dia, tetap berkomitmen untuk memajukan dialog dan kerjasama antar pemimpin agama di dunia guna menghindarkan kesalahpahaman, ketegangan dan kekerasan sebagai dampak ketidakpedulian dan kekurangpengetahuan yang dapat menjadi pemicu kecurigaan dengan alasan keagamaan. Dalam dialog tersebut menghadirkan pembicara dari kedua negara, baik dari kalangan agamawan, akademisi dan komunitas keagamaan. Dari Indonesia hadir Dr. Tarmiazi Taher (mantan Menteri Agama RI), Fr. Ign. Ismartono (Konferensi Wali Gereja Indonesia/KWI), dan Prof. Dr. Philip Widjaja (Perwalian Umat Budha Indonesia/Walubi). Sedangkan, dari Kanada hadir perwakilan dari Ottawa Muslim Association, Notre Dame Cathedral Basilica of Ottawa, Canadian Baptist Ministries, Canadian Baha’i Community, Canadian Ahmadiyya Council, Canadian Islamic Council, First Nation Ottawa Chapter, Vishva Shakti, the Sikh Temple of Ottawa dan Circle of All Nations. Para pembicara memberikan sumbangan pemikiran yang sangat maju dan konstruktif untuk membangun dasar toleransi dan kerjasama diantara umat beragama. Wacana yang berkembang selama dialog akhirnya menyepakati pondasi utama toleransi dan kerjasama antara umat beragama guna memperkuat persahabatan dan kemitraan yang diharapkan dapat meningkatkan harmoni dari agama-agama yang ada dan sekaligus meletakkan dasar bagi dikembangkannya praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari bagi umat beragama di kedua negara. Oleh karena itu pula, Iswayudha menambahkan, dialog yang diakhiri dengan diadopsinya "The Interfaith Message" yang menekankan perlunya segera dibentuk Forum Komunikasi dari berbagai agama bagi penduduk kedua negara yang dapat mengatasi adanya kesalahpahaman sekaligus memberdayakan kelompok moderat dari setiap agama yang ada untuk mencari titik temu bersama dalam kerangka pembentukan kerjasama dan kemitraan di masa yang akan datang. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007