Banda Aceh (ANTARA News) - Masyarakat Kota Calang, Ibukota Kabupaten Aceh Jaya, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), hingga kini masih terisolasi karena terkepung air yang menggenang di sejumlah titik setelah banjir bandang melanda wilayah itu. "Hingga saat ini kami masih terisolasi akibat terputusnya transportasi darat baik tujuan Meulaboh (Aceh Barat) maupun ke Kota Banda Aceh," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Jaya, Imam Jaya, yang dihubungi ANTARA dari Banda Aceh, Kamis. Imam Jaya menjelaskan, meski cuaca sudah mulai membaik sejak pagi Kamis, namun banjir masih menggenangi sejumlah ruas jalan, seperti di Kecamatan Teunom, Panga dan Jaya Lamno, dengan ketinggian air di badan jalan berkisar 50 hingga 100 centimeter. Dia menyatakan, harga berbagai barang kebutuhan pokok masyarakat khususnya di Calang mulai bergerak naik, misalnya mie instan mencapai Rp5.000/bungkus dari sebelumnya Rp1.500/bungkus. "Ada kekhawatiran krisis logistik di Aceh Jaya, terutama di kota Calang jika banjir bandang yang mengenangi badan jalan Banda Aceh-Calang-Meulaboh tidak surut dalam beberapa hari mendatang. Saya berharap, hujan bisa segera berhenti," ujarnya. Imam Jaya, menambahkan, cuaca sudah membaik sejak Kamis pagi hingga petang hari. "Tapi kalau hujan turun lagi maka dipastikan banjir terus meluas di daerah kami," tambahnya. Disebutkan, ruas jalan Calang-Lamno (Kecamatan Jaya) terdapat sembilan titik banjir merendam badan jalan, terparah di Kecamatan Panga. Kemudian, Calang-Meulaboh, genangan air terparah di Kecamatan Teunom, sehingga tidak bisa dilalui kendaraan bermotor. Banjir yang merendam sejumlah desa dan kecamatan di Aceh Jaya mengakibatkan lumpuhnya proses belajar- mengajar di beberapa sekolah, ujar Imam Jaya. Ia juga menjelaskan, jajaran kesehatan di Aceh Jaya telah membuka posko-posko penanganan penyakit darurat yang mungkin akan timbul pasca banjir bandang. "Kami sudah siap mengantisipasi berbagai dampak banjir terkait dengan kesehatan masyarakat dengan membuka posko di posyandu yang hampir merata ditemukan di Aceh Jaya," jelasnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007