Solo (ANTARA News) - Wanita penderita endometriosis yang tidak menyadari keberadaan penyakit tersebut dan tidak disertai keluhan rasa sakit yang biasa dirasakan, berpotensi menyebabkan munculnya tumor endometrioma. Pakar Kesehatan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof.Tedjo Danudjo Oepomo di Solo, Kamis, mengatakan, penyakit endometriosis yang tidak segera dicegah, berpotensi menyebabkan munculnya tumor endometrioma. Menurut dia, munculnya tumor ini tidak disertai dengan tanda-tanda yang biasa dirasakan oleh penderita endometriosis, seperti rasa nyeri dan sakit luar biasa saat haid, serta di sejumlah bagian tubuh lainnya. "Penderita biasanya memang masih merasakan sakit, namun dalam batas yang dapat ditahan," katanya. Munculnya tumor ini, kata dia, disebabkan adanya endometriosis yang menempel pada indung telur dan berkembang di sana. Ia mengatakan, hingga saat ini belum ditemukan penanda yang akurat untuk mendeteksi tumor tersebut, karena penderitanya sebelumnya tidak menunjukkan tanda-tanda terkena endometriosis. Padahal, menurut dia, endometriosis dapat menyerang wanita mulai usia belasan tahun. Ia menuturkan, jika tidak segara dicegah, akan berdampak terhadap kualitas hidup penderitanya pada kemudian hari, tidak hanya gangguan fisik, namun juga psikologis. Menurut dia, meski tidak sampai menyebabkan kematian, dampak dari penyakit ini akan memunculkan stres pada penderitanya. Ia mengatakan, masyarakat sebaiknya mulai dikenalkan pada endometriosis, sehingga mereka dapat segera melakukan pencegahan terhadap penyakit itu dengan memeriksakan diri ke dokter. Ia juga menyarankan agar wanita, terutama yang telah berkeluarga, sesegera mungkin hamil dan memiliki anak pertama sebelum usia 30 tahun. "Dengan hamil, maka peluang untuk haid juga berkurang, sehingga peluang untuk terkena endometriosis juga kecil," katanya. Selain itu, ia juga menyarankan agar masyarakat selalu berolah raga yang cukup serta menjalankan pola hidup sehat.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007