Estepona, Spanyol (ANTARA News) - Para peserta Kongres Kantor Berita Sedunia II di Estepona, Spanyol, Kamis, mengutuk pembunuhan dan kekerasan terhadap wartawan dalam menjalankan tugasnya yang terus saja terjadi di daerah konflik maupun kawasan damai dengan berbagai alasan. "Pembunuhan terhadap wartawan adalah senjata pamungkas untuk membungkam wartawan. Jangan bunuh wartawan, mereka hanya pembawa pesan," demikian rekomendasi diskusi topik "Keselamatan Wartawan" pada Kongres yang dibuka Raja Spanyol Juan Carlos dan dihadiri delegasi dari 118 kantor berita dari seluruh penjuru dunia. Delegasi Indonesia diwakili pejabat LKBN ANTARA seperti Direktur Pemberitaan dan Keuangan Saiful Hadi, Direktur Umum dan SDM Rajab Ritonga dan Wakil Pempelred Bidang Umum Akhmad Kusaeni. Ungkapan bernada kegeraman disampaikan oleh panelis Michael Lawrence (Reuters), Robert Reid (AP), Ignacio Gomes (Kolombia) dan Morgens Schmidt, Asisten Dirjen UNESCO untuk Komunikasi dan Informasi. Panelis menyatakan sudah ribuan wartawan yang terbunuh ketika menjalankan tugas melayani hak masyarakat untuk mengetahui. Sejak pecah Perang Irak pada 20 Maret 2003 sampai saat ini sudah 119 wartawan terbunuh di Irak dan 80 persen di antaranya adalah wartawan setempat. Sedangkan di Kolumbia setidaknya 168 wartawan harus meregang nyawa dibantai pihak-pihak yang terkait dengan gembong obat bius. "Irak adalah kawasan paling berbahaya bagi wartawan di muka bumi ini," ujar wartawan senior Reuters Michael Lawrence yang pernah malang melintang meliput perang di berbagai wilayah panas dari Timur Tengah sampai Balkan. "Kita harus melakukan sesuatu untuk mencegah makin banyaknya wartawan yang terbunuh dalam tugas sehingga mereka bisa bekerja tanpa bahaya dan ketakutan," kata Morgens Schmidt. Sedangkan Robert Reid yang bertugas di Amman menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan media seperti AP sudah berusaha menjaga keselamatan wartawannya dengan menyewa consultan keamanan, membeli jaket anti peluru dan mengasuransikan wartawannya yang bertugas meliput peristiwa berbahaya. Namun yang lebih penting, katanya, wartawan harus mampu menjaga keselamatannya sendiri, menggunakan akal sehat, tepat mengambil keputusan, dan selalu waspada atas segala kemungkinan. "Wartawan jangan sampai mati konyol. Tidak ada berita sehebat apapun yang seharga nyawa anda," katanya disambut tepuk tangan hadirin.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007