Bandung (ANTARA News) - Perusahaan ritel asal Perancis, Carrefour membuka kesempatan bagi pelaku usaha berbasis komunitas untuk menyalurkan produk-produk mereka melalui melalui gerai Carrefour. "Komunitas pelaku usaha berbasis komunitas itu prospektif dengan produk yang unik, khas dan berkualitas. Kami gandeng mereka melalui program sustainable product," kata Corporate Affairs Director PT Carrefour Indonesia, Irawan Kadarman di Bandung, Sabtu. Menurut Irawan, program itu sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam pengembangan masyarakat yang produktif. Selain itu mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan membuka akses pasar bagi produk-produk yang dibuat oleh komunitas masyarakat yang kurang mampu. "Hingga saat ini sudah ada dua produk yang digandeng dalam program ini, yakni produk 'Java Soap' di Surabaya dan terakhir produk tas wanita 'Cinde Sulam' di Bandung. Ke depan akan ada produk khas dan potensial lainnya yang akan diluncurkan di kota-kota lainnya," kata Irawan. Lebih lanjut, Irawan mengatakan, ada tiga prinsip utama dalam program sustainable product. Antara lain produk harus dibuat oleh suatu komunitas masyarakat kurang mampu, memiliki mitra kompeten untuk menjaga kualitas dan jaminan pasokan serta ketiga memiliki prospek yang baik di pasar. "Prospek pasar artinya produk memiliki prospek penjualan yang baik sehingga pemesanan terus berlanjut dan memberikan peningkatan keuntungan dan kesejahteraan bagi para pembuatnya," katanya. Irawan optimis, kegiatan kemitraan sustainable product itu akan mendorong tumbuhnya komunitas baru yang dapat menghasilkan produk-produk inovatif serta memunculkan varian-varian baru. Kontribusi Carrefour sendiri, kata dia, menyediakan akses pasar, memberikan dukungan promosi dan melakukan evaluasi kinerja penjualan produk. Kerajinan tas wanita Cinde Sulam adalam produk kedua yang diluncurkan perusahaan ritel itu setelah sebelumnya meluncurkan produk Java Soap di Surabaya pada Mei 2007 lalu. Produk Java Soap yang dibuat oleh komunitas pembuat sabun tradisional di Surabaya dan sekitarnya itu hingga saat ini terus mencatat kemajuan dengan pemesanan mencapai 6.000 batang sabun. "Perkembangannya pemasaran sabun itu luar biasa, selain di Surabaya juga sudah dijual di Bali. Diharapkan di setiap kota ada produk khas yang bisa dimunculkan," katanya. Sementara itu Grace, salah seorang penggagas produk tas berbasis komunitas itu mengaku lega setelah mendapatkan pasar bagi produknya yang dihasilkan oleh 80 ibu rumah tangga binaannya. "Sebelumnya saya pasarkan produk ini lewat internet, tapi dengan program ini peluang kami semakin besar untuk meraih pasar," kata Grace, penggagas komunitas tas Cinde Sulam. Program pembinaan produk berbasis komunitas itu mendapat sambutan positif dari Kementerian Koperasi dan UKM. "Di Indonesia cukup banyak produk-produk yang berbasis komunitas, namun baru sebagian kecil yang mendapat mitra. Produk mereka berkualitas hanya mereka memiliki keterbatasan modal dan akses pasar," kata Deputi Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementrian Koperasi dan UKM, Ir Sri Ernawati. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007