Surabaya (ANTARA News) - Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NU, Khofifah Indar Parawangsa mengatakan, seharusnya warga NU tidak merebut posisi sebagai Cawagub, tetapi target yang seharusnya adalah posisi Cagub Jatim. "Meski Nahdatul Ulama bukan sebagai organisasi politik, namun melihat besarnya NU tidak seharusnya warga nahdiyin duduk menjadi calon wakil gubernur," kata Khofifah ketika mengisi sosialisasi dan lokakarya program peningkatan imunisasi Jatim di Surabaya, Minggu. Khofifah meminta tokoh NU yang seharusnya bisa duduk di posisi gubernur, tidak seharusnya dipasangkan menjadi cawagub. "Harusnya warga nahdiyin lebih mengkristal untuk mendukung tokoh NU yang ingin maju menjadi gubernur. Tentunya ini harus banyak dikoordinasikan dengan NU sendiri dan NU harus mengkaji berbagai kegagalan yang pernah dialami dalam mengantarkan kadernya," katanya. Khofifah mengatakan tidak menutup kemungkinan Muslimat bakal membentuk komisi syiasah atau komisi politik untuk mengkaji figur yang maju dalam Pilgub Jatim. Dengan calon dari NU sendiri yang maju, ujar dia, diharapkan saat menang nanti, gubernur terpilih tetap berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas layanan kesehatan. "Tidak hanya Muslimat yang merasakan, tapi manfaatnya juga dirasakan masyarakat. Kenapa pendidikan dan kesehatan menjadi penting, karena ini menjadi indikator indek pembangunan manusia," katanya. Kalaupun Muslimat harus melakukan kontrak politik dengan cagub-cawagub, ujar dia, kepentingan yang dirasakan nanti bukan hanya pada Muslimat, namun semua lapisan masyarakat akan ikut merasakan dari kontrak politik nanti. Khofifah mengakui banyak warga muslimat yang cukup pantas untuk maju di Pilgub 23 Juli 2008, seperti Ketua PW Muslimat Jatim, Masruroh Wahid dan anggota Muslimat Jatim lainnya seperti Prof Dr Istibsyaroh. Tentang sejumlah kandidat Cagub yang mengincar tokoh NU, dia mengatakan sampai saat ini Muslimat masih menunggu dan belum waktunya untuk muncul ke permukaan, karena suara dukungan sudah nampak pada salah satu tokoh NU.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007