New Delhi (ANTARA) - Manfaat-manfaat yang berpotensi diperoleh aliansi Perdana Menteri India Narendra Modi yang berkuasa dari kenaikan sentimen nasionalis setelah bentrokan-bentrokan yang terjadi baru-baru ini dengan musuh bebuyutan Pakistan mungkin memudar, menurut satu jajak pendapat yang dilakukan di seluruh negeri itu.

Ketegangan-ketegangan dengan negara tetangga Pakistan meningkat setelah serangan bom bunuh diri di kawasan Kashmir yang diperselisihkan, di bagian India, menewaskan 40 personel paramiliter bulan lalu. Pemboman itu diklaim oleh satu kelompok militan yang berkedudukan di Pakistan.

Hal itu menimbulkan sentimen nasional mengenai keamanan dan isu-isu terkait teror di India naik hampir 29 persen pada awal Maret setelah India membalas dengan serangan-serangan udara atas satu kamp yang diduga didiami kelompok militan di bagian utara Pakistan, menurut lembaga jajak pandapat CVoter.

Namun, sejak itu memudar hingga angkanya mencapai sekitar 15 persen, sementara ketegangan-ketegangan telah mereda, kata lembaga itu, dengan mengutip pelacakan harian sentimen nasional.

India akan menyelenggarakan pemilihan umum pada 11 April. Kejatuhan untuk narasi keamanan memperumit posisi Bharatiya Janata Party (BJP) yang berkuasa, yang akan menghadapi oposisi utama Kongres, kata CVoter.

Dikatakan, serangan-serangan udara itu dan retorika nasionalis telah mengalihkan perhatian dari isu-isu sosio-ekonomi, termasuk peningkatan angka pengangguran dan krisis agraria, yang para pengeritik sering gunakan untuk menegur kebijakan-kebijakan Modi.

Angka-angka jajak pendapat yang baru menyebut isu-isu tersebut mungkin kembali ke benak para pemilih, kata CVoter.

Di pawai-pawai pemilihan beberapa pekan belakangan BJP telah mengusung serangan-serangan itu dan pengujian peluru kendali anti-satelit yang Modi sebut membuat India menjadi kekuatan angkasa militer. Beberapa partai oposisi mengeritik pengumuman tes anti-satelit sebagai tipu muslihat politik. "Dampak dari pengujian (rudal anti-satelit) Shakti akan terlihat dalam beberapa hari kedepan," kata CVoter.

Koalisi yang dipimpin BJP PM Modi diperkirakan akan tetap berkuasa dalam pemilu yang sudah dekat, pesat demokrasi terbesar dengan sekitar 900 juta pemilih yang terdaftar. Hasil-hasil akhir dari pemungutan suara itu akan diketahui pada 23 Mei.

Sumber: Reuters
Baca juga: Modi: partai berkuasa India miliki kekuatan pada Pemilu
Baca juga: India larang politisi bawa-bawa agama untuk menangkan Pemilu
Baca juga: Facebook ciptakan fitur khusus pemilu India



 

Penerjemah: Mohamad Anthoni
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019