Jakarta (ANTARA) - Pelatih lompat jauh Arya Yuniawan Purwoko menyoroti irama lari Sapwaturrahman meski sang atlet baru saja meraih medali emas pada kejuaraan atletik di Malaysia, Sabtu (30/3).

"Irama larinya belum stabil karena sering bertambah cepat mendekati batas lompatan 28 centimeter dari bak pasir. Akibatnya, tumpuan kaki tidak ideal saat menyentuh batas lompatan. itu yang membuat tolakan kaki untuk melompat kurang bertenaga," kata Arya saat dikonfirmasi dari Jakarta, Selasa.

Hal tersebut, kata Arya, memang menjadi pekerjaan rumah bagi Sapwa meski tidak bisa dipungkiri hasil di kejuaraan Malaysia sudah cukup bagus untuk pemanasan sebelum kejuaraan di Doha akhir April ini.

Pada kejuaraan di Malaysia, Sapwaturrahman sukses meraih emas lompat jauh setelah membukukan lompatan 7,97 meter. Untuk perak direbut atlet tuan rumah Malaysia, Andre Anuar sejauh 7,72 meter dan perunggu direbut atlet Korea Selatan Joo Eunjae sejauh 7,69 meter.

Untuk memperbaiki kekurangan, pelatih Arya meminta pada anak asuhnya untuk berlatih keras. Apalagi kejuaraan Asia di Doha, Qatar bakal berlangsung 21-24 April.

Kejuaraan tersebut menjadi amat krusial karena menjadi awal kualifikasi Olimpiade 2020 Tokyo khusus untuk atlet asal Asia. Untuk itu hasil terbaik sangat dibutuhkan agar peluang lolos kekejuaraan empat tahunan ini lebih terbuka.

"Semua kekurangan di kejuaraan Malaysia akan menjadi tolak ukur untuk menghadapi kejuaraan selanjutnya,” kata Sapwaturrahman.

Sapwa mengaku saat ini tengah fokus pada latihan meningkatkan daya tahan agar kondisinya prima, sehingga performanya semakin maksimal. Sebagai persiapan dari seluruh rangkaian latihan pun telah diprogram oleh pelatih.

“Semua peserta yang mengikuti kejuaraan Atletik Asia di Doha adalah yang terbaik, saya optimis akan menjuarai kejuaraan tersebut agar lolos ke Olimpiade," katanya menambahkan.

Baca juga: Emilia Nova berjaya, Indonesia dulang emas ketiga di Malaysia Open
Baca juga: Zohri raih emas di Malaysia Open

 

Pewarta: Galih Pradipta
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019