Pekanbaru (ANTARA News) - Sebuah jet tempur Hawk 200 milik Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Pekanbaru, jatuh terbalik di ujung landasan pacu Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Selasa. Pesawat jatuh dalam posisi terbalik, dengan roda pesawat berada di atas dan berada di lokasi yang sama dengan kejadian serupa jatuhnya pesawat Hawk 200 pada November 2006 lalu. Lokasi jatuhnya pesawat di landasan ujung tersebut berada berhampiran dengan lahan masyarakat di Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, demikian pantauan ANTARA. Hingga kini informasi resmi dari pihak Danlanud Pekanbaru sulit diperoleh, sedangkan Kapentak Mayor Dede semula bersedia ditemui di Lanud Pekanbaru dan mengakui jenis pesawat yang jatuh Hawk 200. Namun kemudian menolak ditemui untuk konfirmasi lanjut perihal kembali jatuhnya pesawat tempur TNI AU itu. Keterangan dari masyarakat yang bemukim di sekitar lokasi jatuhnya pesawat menyebutkan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.00 WIB Selasa. "Kami sempat menyumpah-nyumpah karena saat latihan tadi pagi suara pesawat terbangnya sangat keras. Tapi tiba-tiba saja terdengar suara ledakan seperti dari benda keras yang terhempas," ujar Dewi yang bermukim tidak jauh dari lokasi pesawat jatuh. Dewi menjelaskan selama beberapa waktu banyak aparat yang berpakaian seragam Provos TNI AU dan Paskhas TNI AU datang melewati jalan di depan rumah mereka. "Sebelum mereka datang kami sudah keluar rumah menuju arah suara keras seperti ledakan tadi. Kami melihat jelas ada pesawat yang terbalik," katanya. Sementara itu, saat ANTARA dan beberapa wartawan media cetak dan elektronik lainnya berada di lokasi lahan warga yang dibatasi pagar besi dan dipenuhi semak belukar untuk meliput langsung kejadian tersebut, langsung dikejar-kejar petugas. Bahkan, salah seorang wartawan Yudi Saputra yang merupakan kontributor Trans TV Pekanbaru, kameranya dirampas dan kasetnya diambil paksa. Begitu juga kamera milik fotografer ANTARA, Maril Gafur, sempat diambil tapi dikembalikan lagi setelah melihat memori fotonya telah kosong. Petugas menyisir areal perbatasan lapangan pacu dengan pemukiman masyarakat dan mengikuti setiap gerak gerik wartawan yang ada di lokasi. Bahkan hingga kini lokasi di sekitar kawasan itu tertutup untuk umum. (*)

Copyright © ANTARA 2007