Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla menginstruksikan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk melakukan berbagai penghematan dalam pelaksanaan Pemilu 2009. "Wapres minta ongkos Pemilu agar ditekan seefisien mungkin dan untuk itu akan dibentuk tim kecil dibawah koordinasi Mendagri," kata Ketua KPU Abdul Hafiz Ansyari seusai rapat dengan Wapres Jusuf Kalla di Kantor Wapres Jakarta, Rabu. Dalam rapat yang dipimpin Jusuf Kalla tersebut turut hadir pula Menko Polhukkam Widodo AS, Mendagri Mardiyanto, Menkeu Sri Mulyani, Kepala Bappenas Paskah Suzetta dan sejumlah anggota KPU. Hafiz mengatakan bahwa anggaran pelaksanaan Pemilu 2009 besar kemungkinannya membengkak jika dibandingkan dengan Pemilu 2004 lalu. Dijelaskannya bahwa setidaknya ada sembilan komponen mata anggaran yang dapat membengkakkan anggaran Pemilu 2009 dan keseluruhan anggaran tersebut sumbernya hanya APBN. Komponen pertama adalah sosialisasi pemilu dilakukan oleh semua elemen penyelenggara pemilu hingga tingkat KPPS, pemutakhiran data pemilih oleh KPPS, jumlah parpol peserta pemilu yang jika bertambah juga akan meningkatkan biaya Pemilu. "Jika jumlah parpol peserta pemilu sampai 50, maka salinan data hasil perhitungan suara yang diserahkan ke saksi-saksi partai juga akan meningkat," kata Ketua KPU. Selain itu, Panwas dijadikan lembaga permanen yang akan dibentuk 5 bulan setelah KPU terbentuk untuk masa kerja 5 tahun, sementara dulu keberadaan Panwas hanya ad hoc. Pembengkakan juga dimungkinkan dengan pemekaran wilayah yang semakin bertambah sehingga dibutuhkan tambahan KPUD dari sebelumnya. Pemekaran itu, kata Hafidz juga bakal meningkatnya daerah pemilihan anggota DPR dan DPRD, komponen pertambahan jumlah penduduk yang berhak memilih, serta meningkatnya standar harga berbagai peralatan pemilu. Anggota KPUB andi Nurpati mengatakan, usulan anggaran yang diajukan KPU untuk 2008 sebesar Rp18,6 triliun dan 2009 sebesar Rp29,3 triliun. "Jadi total anggaran KPU dalam 2 tahun mendatang sebesar Rp37,9 triliun," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007