Jakarta (ANTARA News) - PT LG Electronics Indonesia menjadikan Indonesia sebagai salah satu basis produksi audio video (auvi) dengan mengekspor 97 persen hasil produksi ke berbagai negara di kawasan Eropa, Amerika, Timur Tengah, dan Asia. "Sejak 1996 kami telah menanam investasi untuk audio video di Indonesia dengan total investasi mencapai sekitar 90 juta dolar AS," kata Wakil Presiden Direktur (Wapresdir) yang merangkap Chief Production Officer LGEIN, Kim Joo-hyung, di Jakarta, Kamis. Setiap tahun, lanjut dia, LGEIN menambah investasi sekitar 10 juta dolar AS untuk membuat model baru, investasi alat, maupun kegiatan komersial lainnya. "Produksi audio video kami di Indonesia memiliki fasilitas produksi yang besar dan memasok sekitar 40 persen produk audio video LG di pasar internasional," katanya. Saat ini kapasitas produksi audio video LGEIN mencapai 8,5 juta unit per tahun. Kim mengatakan, akan meningkatkan produksi audio video tahun depan hingga mencapai sembilan juta unit per tahun. Ia mengatakan, LG melihat Indonesia merupakan pilihan investasi audio yang baik karena memiliki infrastruktur berupa dukungan pasokan komponen yang cukup lengkap. Selain itu, kata dia, tenaga kerja di Indonesia juga sangat handal untuk mendukung produksi. Namun yang juga penting, diakuinya, produk elektronik dari Indonesia memiliki fasilitas tarif khusus untuk masuk pasar Eropa dan ASEAN terkait adanya Asean Free Trade Area (AFTA). Kim mengatakan, selain di Indonesia, LG juga memiliki fasilitas produksi audio video di China yang cukup besar. Salah satu produksi audio video dari negara itu adalah "home theatre system" (hts) kelas atas yang diberi nama Champagne yang dipasarkan di Indonesia. "Kalau pasar Champagne di Indonesia cukup besar dan terus meningkat, kami akan mempertimbangkan untuk produksi Champagne di Indonesia," ujar Kim. Champagne merupakan "hts" berbentuk gelas Champagne yang membidik pasar kelas atas yang mengutamakan desain dan gaya, disamping kualitas suara dan gambar. Produk itu dipasarkan dengan harga sekitar enam juta rupiah per unit. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007