Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Herman Prayitno mengatakan pihaknya tidak akan meng-"grounded" atau mengandangkan pesawat tempur Hawk 100/200 menyusul tergelincirnya pesawat buatan Inggris itu di ujung landasan Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Selasa (30/10). "Tidak ada kebijakan untuk meng-`grounded` pesawat tersebut. Yang dikandangkan ya cuma satu pesawat yang tergelincir itu untuk penyelidikan selama satu minggu," katanya, ketika dikonfirmasi ANTARA News di Jakarta, Kamis. Kasau menambahkan, untuk meng-kandangkan satu skuadron pesawat tidaklah mudah karena perlu pertimbangan matang dari segala aspek. "Kita masih menunggu hasil penyelidikan tim. Selama itu, berjalan maka pesawat Hawk lainnya tetap biasa melakukan terbang rutin. Jadi Hawk tidak akan di-`grounded`," kata Herman menegaskan. Selain itu, Kasau mengatakan, tergelincirnya Hawk tidak mempengaruhi kesiapan alat utama sistem senjata TNI AU. Dari sekitar 30 pesawat yang mulai bergabung dengan TNI AU 1995 tersebut, 10 diantaranya siap terbang. "Terkait itu, maka Hawk akan tetap diikutsertakan di Latihan Puncak TNI AU `Angkasa Yudha` 2007 pada 5 November mendatang. Sementara itu, Kepala Dinas Keselamatan Kerja dan Penerbangan (Kadislambangja) Mabes TNI AU Marsekal Pertama Rodi Suprasodjo mengatakan, pihaknya memerlukan waktu dua bulan untuk menyelidiki secara menyeluruh tergelincirnya pesawat Hawk tersebut. "Penyelidikan meliputi seluruh aspek, baik `unsafe condition` dan `unsafe action` yang saling terkait satu sama lain," katanya. Ia mengatakan, untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat ada lima faktor penting yang perlu diteliti terkait `unsafe condition` dan `unsafe action`. Kelima faktor itu adalah faktor manusia (man), material, media, misi (mission) dan manajemen. "Seluruh faktor diselidiki secara teliti. Jadi, untuk meng-`grounded` sebuah skadron pesawat tidaklah mudah. Perlu pertimbangan matang," kata Rodi. Pesawat tempur jenis Hawk 200 dengan nomor TT 0203 tergelincir sekitar 200 meter di ujung landasan Bandara Sultan Syarif Kasim setelah sempat gagal tinggal landas, pada pukul 08.04 WIB. Dalam insiden itu, pilot Kapten Hermawan M. Kisha berhasil menyelematkan diri dengan keluar pesawat menggunakan kursi lontar.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007