Mataram (ANTARA News) - Sesuai kebijakan pemerintah pusat pembuatan paspor khususnya bagi calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Timur Tengah masih dilakukan di Jakarta, sehingga hal itu menyulitkan calon TKI. "Kondisi ini sangat menyulitkan calon TKI, karena mereka harus tinggal dulu di Jakarta baru bisa berangkat ke Timur Tengah," kata Kepala Badan Nasional Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), M Jumhur Hidayat menjawab pertanyaan wartawan di Senggigi, Lombok Barat, Sabtu. Namun demikian, pihaknya akan mengupayakan agar ada unit khusus di daerah misalnya di Jawa Timur yang bisa menangani pembuatan paspor ke Timur Tengah. Dengan kebijakan membuat paspor di Jakarta akan menambah beban bagi calon TKI, karena harus mengeluarkan dana tambahan untuk tinggal di Jakarta sebelum diberangkatkan. Kalau pelatihan bagi calon TKI yang ke Timur Tengah dapat dilakukan di daerah, sehingga tidak lagi dilatih di Jakarta. "Minat masyarakat NTB bekerja ke Timur Tengah cukup tinggi mencapai puluhan ribu orang pertahun dengan negara tujuan Arab Saudi, Irak, Iran, Kuwait dan Sudan, sementara yang ke Lebanon tidak ada," katanya, Kepala Dinas Tenaga Kerja NTB, Drs. H. Imbang Syahruddin mengatakan, khusus bagi calon TKI ke Timur tengah, mereka akan dilatih terlebih dahulu sebelum diberangkatkan ke Timur Tengah. Seluruh calon TKI asal NTB yang akan bekerja ke Timur Tengah tidak lagi dididik di Jakarta, tetapi akan dilatih dulu di NTB. Untuk maksud tersebut kini sedang dibangun Balai Latihan Kerja (BLK) khusus bagi calon TKI yang akan bekerja ke Timur Tengah. Pembangunan BLK tersebut dipusatkan di Dasan Cermen, Kota Mataram dilakukan oleh tujuh perusahaan PJTKI di daerah dengan dana lebih dari Rp1 miliar. BLK tersebut akan dilengkapi dengan laboratorium Bahasa Arab, selama pelatihan calon TKI akan mendapatkan keterampilan baik cara memasak, mengurus rumah tangga, menjaga toko maupun jadi sopir. Calon TKI tersebut tidak akan diberangkatkan sebelum jelas kemana mereka akan dikirim dan dimana tempat bekerja, jika belum ada tempat bekerja mereka harus menunggu di rumah dan setelah ada lowongan baru dipanggil. Selama ini, calon TKI yang berangkat ke Timur Tengah dilatih dan dididik pada sebuah penampungan di Jakarta sehingga mudah ditipu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007