Seoul (ANTARA) - Saham-saham pada Bursa Korea Selatan terus mencatat kenaikan untuk sesi ke-11 berturut-turut pada akhir perdagangan Jumat, menandai kelima kalinya dalam sejarah bahwa saham lokal terus naik untuk jangka waktu yang lama.

Indeks Harga Saham Gabungan Korea (KOSPI) naik 9,01 poin atau 0,41 persen, menjadi ditutup pada 2.233,45 poin, dengan volume perdagangan mencapai 436,9 juta saham senilai 5,9 triliun won (5,2 miliar dolar AS).

KOSPI terus naik sejak 29 Maret. Ini adalah pertama kalinya dalam sekitar 10 tahun sejak Juli 2009 bahwa indeks utama terus naik selama 11 hari perdagangan berturut-turut, membukukan kelima kalinya dalam sejarah untuk kemenangan beruntun yang begitu lama.

Investor asing tetap menjadi pembeli bersih di pasar saham lokal. Orang asing membeli saham domestik selama 10 hari dari 11 sesi perdagangan terakhir.

Pengamat pasar mengatakan bahwa meskipun ekspektasi laba perusahaan-perusahaan diturunkan di tengah kemerosotan ekonomi global, konsensus pasar yang lebih rendah sudah diperhitungkan di pasar saham.

Saham-saham unggulan atau blue-chips berakhir beragam. Pemimpin pasar Samsung Electronics naik 1,3 persen, tetapi raksasa chip memori SK Hynix kehilangan 0,4 persen. Samsung BioLogics, unit biofarmasi dari Samsung Group, menambahkan 0,1 persen, tetapi produsen mobil terbesar Hyundai Motor turun 1,2 persen.

Sementara itu, indeks KOSDAQ naik 1,36 poin atau 0,18 persen, menjadi ditutup pada 767,85. Indeks juga terus naik untuk sesi ke-11 berturut-turut.

Mata uang Korea Selatan berakhir pada 1.139,4 won terhadap greenback, tidak berubah dari penutupan hari sebelumnya.

Harga-harga obligasi berakhir lebih rendah. Imbal hasil surat berharga tiga-tahun yang likuid bertambah 0,1 basis poin menjadi 1,733 persen, dan imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun naik 1,4 basis poin menjadi 1,881 persen. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Bursa saham Filipina ditutup jatuh, transaksi capai 135,59 juta dolar

Baca juga: Wall Street ditutup bervariasi, investor cerna data ekonomi AS terbaru

Baca juga: Harga emas jatuh, penurunan terbesar pada April

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019