Tangerang (ANTARA News) - Direktorat Jenderal (Ditjen) Protokoler dan Konsuler Departemen Luar Negeri (Deplu) RI akan terus mengupayakan pemulangan 48 orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang terjebak di daerah konflik bersenjata di Irak. "Kami (Deplu, red) akan semaksimal mungkin membawa pulang dan membebaskan para TKI masih terperangkap di Irak, namun belum ada informasi terakhir tentang upaya tersebut," kata salah satu pejabat pada Ditjen Protokoler dan Konsuler Deplu RI, Handriyo Kusumo Priyo, di Tangerang, usai menyambut kedatangan dua TKI yang selama ini bekerja di Irak dan telah kembali ke tanah air, Rabu malam. Menurut Handriyo, saat ini dari 50 orang warga Indonesia hanya dua TKI di Kurdistan, Irak, yang berhasil melarikan diri dan berhasil dipulangkan melalui bantuan LSM Migrant Care, setelah lembaga itu dapat menjalin kontak dengan dua TKI asal Sumbawa dan Jember tersebut. Pihak Deplu RI akan mengupayakan menjalin kerjasama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) yang berada di Dubai dan Migrant Care serta lembaga lainnya, mengingat lembaga tersebut yang memiliki banyak informasi terakhir tentang keberadaan 48 TKI yang masih berada di Irak. Menurut Direktur Perlindungan TKI dan Badan Hukum Indonesia, Teguh Wardoyo, pihaknya juga akan membantu memastikan nasib dan keberadaan TKI yang bekerja di Irak. Menurut Wardoyo, sebanyak 24 TKI yang bekerja di negara tetangga Irak, yaitu Iran bisa menjalin komunikasi melalui pesawat telepon sehingga keberadaan dan nasibnya bisa diketahui. "Kami akan intensifkan komunikasi dengan lembaga lain termasuk KJRI untuk upaya membebaskan TKI yang masih terperangkap di Irak itu," kata Wardoyo pula. TKI yang masih terjebak dalam kondisi berbahaya di Irak dan telah dapat dihubungi Migrant Care, diantaranya Casinah binti Dulhasan, Siti Julaeha binti Sukiman, dan Castini binti Hariri.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007