industri manufaktur menjadi sektor andalan dalam penerimaan negara yang menjadi perhatian pemerintah untuk semakin menggenjot hilirisasi industri.
Tangerang (ANTARA) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebutkan implementasi industri 4.0 akan mendongkrak Produk Domestik Bruto (PDB) pada satu sampai dua persen dengan nilai 125 miliar dolar AS hingga 150 miliar dolar AS.

"Dari 2025 itu ada potensi 22 juta lapangan kerja baru, di mana 4,5 juta itu terkait manufaktur, mulai dari internet of things, bidang daya atau artificial intelengence dan sisanya 12,5 juta bidang jasa yang berhubungan dengan manufaktur," ungkap Airlangga di Indonesia Industrial Summit 2019 di Tangerang, Selasa.

Kemenperin mencatat, kontribusi industri manufaktur pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional berada di angka 20 persen. Kondisi ini menjadikan Indonesia berada di peringkat ke-5 di antara negara G-20, setelah China (29,3 persen), Korea Selatan (27,6 persen), Jepang (21 persen) dan Jerman (20,7 persen).

“Padahal, rata-rata kontribusi sektor manufaktur dunia saat ini hanya sebesar 17 persen,” ujarnya.

Oleh karena itu, industri manufaktur menjadi sektor andalan dalam penerimaan negara. Hal ini pula yang menjadi perhatian pemerintah untuk semakin menggenjot hilirisasi industri.

Adanya peta jalan Making Indonesia 4.0, lanjut Menperin, menandakan kesiapan Indonesia dalam upaya pengembangan industri nasional agar lebih berdaya saing global di era digital.

“Aspirasi besarnya adalah menjadikan Indonesia masuk jajaran negara 10 besar dengan perekonomian terkuat di dunia pada tahun 2030. Kami juga optimistis, Indonesia peringkat ke-4 di tahun 2045,” tegas Menperin.

Baca juga: Menperin sebut investasi sektor industri meningkat signifikan
Baca juga: Menperin: pengembangan industri 4.0 dongkrak pertumbuhan ekonomi

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019