Jakarta (ANTARA News) - Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia Ray Rangkuti mengatakan, usulan teknik memilih dengan model menuliskan nama pada kertas suara pada Pemilu kurang efektif diberlakukan di Indonesia. "Secara sosiologis, rakyat Indonesia tidak terlalu akrab pada teknik memilih dengan mencoret atau menulis karena tingkat pendidikannya dan merubah tradisi itu tidak mudah," katanya yang ditemui setelah acara silaturahmi Aliansi Partai Politik untuk Keadilan, di Wisma ANTARA di Jakarta, Kamis. Menurut Ray, usulan untuk menuliskan pilihan pada kertas suara hanya bermanfaat untuk efisiensi anggaran pemilu dan tidak menyederhanakan pemilu. "Dari aspek teknik pemilu mencoblos atau mencoret sama saja," ujarnya. Ia menjelaskan teknik pemilihan dengan mencoret atau menuliskan nama memiliki kelemahan yaitu tidak efisien dalam waktu memilih. Berdasarkan survei, katanya, umumnya pemilih membutuhkan waktu satu menit mulai dari membawa kertas suara hingga menuju bilik pemilih. Jika usulan memilih dengan mencoret, maka waktu yang digunakan akan bertembah kurang lebih 30 detik. "Bayangkan saja kalau setiap orang menambah waktu memilihnya selama 30 detik," katanya. Penambahan waktu memilih ini, lanjut dia, akan berdampak pada waktu penghitungan suara sehingga pemilu dengan model mencoret ini hanya dapat dilakukan untuk pemilu terbatas. Selain itu, model mencoret atau menulis, ujarnya, harus ditinjau dari segi penggunaan tinta pena dan model kertas suara. "Model kertas suaranya seperti apa. Apakah kertasnya polos dan pemilih menuliskan nama pilihannya. Kalau polos maka akan menyulitkan warga juga," ujarnya. Dalam pelakasanaan Pemilu mendatang, Ray mengatakan mengusulkan untuk dibuat sejumlah perubahan diantaranya mengenai penghitungan suara.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007