Pekanbaru (ANTARA News) - Organisasi pencinta lingkungan hidup internasional Greenpeace, Kamis petang, memblokir kapal tanker yang bermuatan penuh minyak sawit mentah (CPO, Crude Palm Oil) tujuan ekspor di perairan Dumai, Riau. Pemblokiran terhadap tanker MT Westama yang hendak meninggalkan pelabuhan Dumai itu dilakukan dengan menghadangkan kapal Rainbow Warrior, milik Greenpeace, ke tanker bermuatan lebih kurang 30.000 ton CPO. Penghadangan dilakukan dengan merapatkan kapal Rainbow Warrior ke sisi tanker dan Greenpeace juga memasangkan spanduk besar bertuliskan "Palm Oil Kills Forests and Climate" (Kelapa Sawit Merusak Hutan dan Iklim). "Tanker apabila ada kapal disampingnya tidak dapat berbuat apa-apa. Hingga kini blokade masih berlangsung," ujar Humas Greenpeace Indonesia Agustinus Widi saat menghubungi ANTARA News perihal pemblokiran kapal tanker itu. Ia mengatakan, meski pihaknya melakukan pemblokiran tanker, aksi itu berlangsung tertib dan hingga kini situasi di perairan Dumai yang berbatasan dengan Selat Melaka tersebut masih aman. Juru Kampanye Kehutanan Greenpeace International Sue Connor dalam siaran persnya yang diterima ANTARA News mengatakan pengiriman kelapa sawit yang diangkut oleh tanker MT Westama berasal dari PT Permata Hijau Sawit, salah satu perusahaan pengekspor besar kelapa sawit di Indonesia. Perusahaan Permata Hijau Sawit mengekspor kelapa sawit dari perusahaan-perusahaan yang diketahui terlibat dalam pembabatan dan kebakaran hutan di Riau. CPO yang dibawa MT Westama dari Dumai akan dikirim ke India. "Kami bertindak untuk menunjukkan dampak buruk dari industri kelapa sawit terhadap lahan gambut dan hutan di Indonesia dan iklim global," kata Sue Connor. Kapal Rainbow Warrior telah tiga hari berlabuh di pelabuhan Dumai, sedangkan Greenpeace dalam melakukan penyelamatan hutan dari kerusakan membuka kamp di Desa Kuala Cinaku, Kabupaten Indragiri Hulu sejak sebulan lalu.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007