Yogyakarta (ANTARA News) - Guguran lava (material vulkanik) dari puncak Gunung Merapi di perbatasan wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus meningkat, bahkan sejak sekitar Selasa pukul 14.25 WIB, guguran terjadi beruntun dan menimbulkan suara gemuruh yang terdengar dari kawasan kaki gunung itu. "Sejak pagi hingga siang menjelang sore memang gugurannya terus meningkat, namun pemantauan dari pos pengamatan terhalang kabut, sehingga belum diketahui apa yang menyebabkan guguran lava meningkat dan terjadi terus menerus," kata Akhmad, petugas pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) di Kaliurang, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa. Ia mengatakan, dari pemantauan pada Selasa siang sebelum Merapi tertutup kabut, terlihat jarak luncur guguran lava dari puncak gunung ke arah lereng selatan sejauh maksimal 800 meter. "Hampir semua luncuran guguran lava mengarah ke hulu Sungai Gendol," katanya. Sementara itu, dari pemantauan jajaran pengguna radio komunikasi lokal Balerante, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman atau yang berada di kawasan barat-laut kaki Merapi menyebutkan suara gemuruh dari guguran lava gunung itu terdengar terus menerus. "Suara guguran lava beruntun, tetapi gunung tertutup kabut sehingga tidak kelihatan apa yang terjadi di puncak dan lereng Merapi," kata salah seorang dari pengguna radio komunikasi lokal Balerante, Sleman. Menurut Akhmad petugas pos PGM di Kaliurang, di puncak Merapi tidak terjadi hujan, dan langit di atasnya mendung. "Merapi tertutup kabut sejak menjelang siang, sehingga pengamatan secara visual mengalami kesulitan," katanya. Status aktivitas vulkanik gunung itu pada 12 November lalu diturunkan dari `waspada` menjadi `aktif normal` (status terendah aktivitas Merapi). Volume kubah lava (timbunan material vulkanik) di puncak gunung tersebut saat ini dua juta meter kubik lebih, yang terdiri dari material vulkanik hasil erupsi pada 2006 dan sebelumnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007