Jakarta (ANTARA News) - Pamor kebintangan Kirana Larasti memang sedang "moncer", karena itu ia kini kerap diburu wartawan, termasuk wartawan infotainmen. Tapi berbeda dengan kebanyakan artis kerap yang menghindar kejaran pekerja infotainmen, Kirana Larasti justru bangga bisa berdekatan dengan mereka. "Sakarang saya dikejar-kejar infotainmen, dulu sih tidak dipedulikan," kata Kirana, panggilan akrabnya, saat dijumpai di lokasi syuting sinetron "Azizah" di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Selasa. Artis kelahiran Jakarta, 29 Agustus 1987 itu bangga, karena apa yang dialaminya saat ini menunjukkan bahwa upayanya merintis karir sebagai bintang sinetron tidak sia-sia. "Saya mulai dari nol. Ikut casting, tanpa koneksi, murni," katanya. "Azizah", ditayangkan SCTV setiap hari pukul 20.00-21.00 WIB, merupakan sinetron pertama yang menempatkan Kirana sebagai bintang utama. Ia mendapat lawan main Miller (film Cintapuccino). Awalnya, ia ikut casting untuk menggantikan Cinta Laura dalam sinetron Cinderella, tapi batal. "Jadi saya nunggu, dan akhirnya dikasih peran utama dalam Azizah," katanya. Terinspirasi kisah-kisah telenovela, "Azizah" menceritakan tentang kehidupan seorang gadis lugu di tengah komunitas pemulung, yang ingin mendapatkan cinta sejati. Menurut Kirana, kesulitan mengikuti syuting memang ada tetapi tidak sampai membuat ia kerepotan. Sebelumnya cukup sering mendapatkan peran antagonis, dalam sinetron terbarunya ini sang aktris menjadi gadis yang sangat lugu dan teraniaya. "Di drama komedi-roman ini saya menjadi gadis yang dibenci dan banyak terkena guyuran air," katanya sambil tertawa. Ia juga mengatakan "Azizah" adalah sinetronnya yang kelima di tahun 2007, setelah sebelumnya ikut membintangi "Pangeran Penggoda", "Aku Bukan Untukmu", "Pasangan Heboh" dan "Benci Bilang Cinta". Ditayangkan mulai 15 Oktober lalu, "Azizah" produksi MD Entertainment menempati urutan nomor 1 daftar 100 program terbaik televisi di Indonesia. "Tiga minggu berturut-turut sinetron ini berada di nomor satu urutan 100 Top Program Televisi di Indonesia," kata senior manajer Humas SCTV, Budi Darmawan. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007