Penajam (ANTARA) - Petugas penyelenggara Pemilihan Umum atau Pemilu 2019 di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menyiapkan obat-obatan karena kelelahan melaksanakan tugas menyelesaikan setiap tahapan pemilu.

"Tidak sedikit petugas yang kelelahan, terutama yang melaksanakan penghitungan suara," kata Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum atau Bawaslu Kabupaten Penajam Paser Utara Edwin Irawan ketika dihubungi, Selasa.

"Rata-rata mengalami kelelahan karena sebelum pencoblosan, petugas penyelenggara pemilu memang sudah diporsir melakukan pengawasan hingga distribusi logistik," ujarnya.

Tidak bisa dipungkiri sistem pemilu serentak 2019 lanjut Edwin Irawan, mengakibatkan tingkat kelelahan yang luar biasa pada penyelenggara pemilihan umum, terutama di tingkat bawah.

"Para petugas menyiapkan obat-obatan, multivitamin atau suplemen untuk menjaga kondisi kesehatan karena harus bekerja dari pagi hingga malam hari," jelasnya.

Ia menyatakan, penyelenggara pemilu mengikuti peraturan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam melaksanakan setiap tahapan pelaksanaan pemilihan umum.

Namun menurut Edwin Irawan, adanya evaluasi dari Pemerintah Pusat sangat penting untuk menemukan format pemilu yang ideal pada pemilihan umum selanjutnya.

"Mungkin evaluasi terkait mekanisme pemilu dan juga evaluasi menyangkut regulasi yang mengatur pemilihan umum perlu dilakukan pemerintah pusat agar tidak terlalu membebani petugas penyelenggara pemilu," ucapnya.

"Lima pemilu sekaligus diselesaikan dalam waktu yang sama, salah satu penyebab petugas penyelenggara pemilihan umum kelelahan," tambah Edwin Irawan.

Dalam penghitungan suara tegasnya, memerlukan waktu sampai lewat tengah malam untuk menyelesaikan penghitungan lima surat suara, ditambah beban untuk melakukan pengadministrasian hasil untuk lima jenis pemilu.

Pemerintah pusat harus melakukan evaluasi yang mendalam dan komprehensif dengan seluruh aspek penyelenggaraan pemilu serentak, apalagi pada 2024 tujuh pemilu yang akan diselenggarakan secara bersamaan.

Pewarta: Novi Abdi
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019