Brisbane (ANTARA News) - Sepuluh pengurus dan politisi dari delapan partai politik di Indonesia berada di Brisbane sejak Selasa guna ikut memantau Pemilu Federal Australia yang berlangsung 24 November 2007 di seluruh negara bagian dan teritori, termasuk Queensland. Perihal kehadiran 10 orang wakil Parpol Indonesia menjelang penyelenggaraan Pemilu yang akan menentukan nasib Perdana Menteri John Howard itu disampaikan fungsionaris Majelis Pertimbangan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Drs.Sapto Waluyo,MSc kepada ANTARA News di Brisbane, Rabu malam (21/11). Sapto mengatakan, selain dirinya, sembilan orang delegasi Parpol Indonesia yang diundang Partai Buruh Australia (ALP) berasal dari Golkar (2), Partai Bintang Reformasi (1), PDIP (2), Partai Amanat Nasional (1), Partai Persatuan Pembangunan (1), Partai Kebangkitan Bangsa (1), dan Partai Demokrat (1). Pengurus National Democratic Institute (NDI) Jakarta turut mendampingi delegasi dari delapan parpol ini selama di Australia. Sebelum ikut menyaksikan jalannya pemungutan suara di sejumlah TPS di wilayah Brisbane dan sekitarnya akhir pekan ini, pihaknya juga mengisi waktu dengan diskusi dan pertemuan dengan berbagai kelompok pendukung dan politisi ALP di Queensland. Pada 21 November, misalnya, mereka dipertemukan dengan mantan Premier (kepala daerah) Queensland Peter Beattie dan Serikat Guru yang berafiliasi ke ALP. Delegasi parpol Indonesia mendapat penjelasan tentang apa dan bagaimana sistim kepartaian dan Pemilu di Australia, strategi kampanye parpol lewat media, dan perkembangan kebijakan partai. Sepanjang Kamis, pihaknya kembali dipertemukan dengan politisi ALP, seperti mantan menteri dalam pemerintahan negara bagian Queensland, David Hamill. Hamill berbicara tentang latar belakang sejarah struktur dan reformasi partai, katanya. "Sesuai dengan jadwal kegiatan kunjungan yang kami terima, selain memantau jalannya Pemilu akan ada acara pesta kemenangan. Sepertinya orang-orang ALP yakin betul akan menang dalam Pemilu nanti sesuai dengan hasil-hasil survei yang menunjukkan keunggulan mereka atas kubu koalisi Partai Liberal-Nasional," katanya. Pemilu 24 November yang akan menentukan nasib politik Howard ke depan diikuti sedikitnya 13,5 juta pemilih.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007