Garut (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Kereta Api Cibatu-Garut akan datang (headway) per 30 menit saat sudah beroperasi.

“Garut ini padat, bisa saja paling tidak setengah jam sekali. Katakanlah beroperasi delapan jam, berarti ada 16 jam perjalanan,” kata Menhub dalam peninjauan ke Stasiun Cibatu, Garut, Jawa Barat, Jumat.

Dia mengatakan saat ini progres reaktivasi jalur sepanjang 19,2 kilometer itu sudah mencapai 60 persen dan ditargetkan mulai bisa beroperasi Desember tahun ini.

Kebutuhan investasi untuk menghidupkan jalur KA yang sudah mati itu mencapai Rp400 triliun.

Proyek tersebut dikerjakan oleh PT Kereta Api Indonesia, termasuk pembebasan lahan di sepanjang jalur tersebut yang sudah terbangun banyak rumah warga.

“Pembebasn lahan memang yang terberat karena kita juga harus kasih uang kerohiman kepada warga, tapi saat ini dari PT KAI infonya sudah 70 persen,” katanya.

Dengan adanya akses kereta api, Budi berharap bisa menumbuhkan perekonomian wilayah setempat, harapannya bukan hanya dari Garut, melainkan juga Bandung dan Jakarta.

“Kita ingin reaktivasi jalur lama ini menghidupkan sektor ekonomi bagi masyarakat sekitar, khususnya dunia pariwisata. Banyak potensinya sehingga harus ada ;mixed activity’,” katanya.

Dalam kesempatan sama, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan berdasarkan pembahasan dengan PT KAI, persoalan pembebasan lahan akan meraih kesepakatan bulan depan.

“Yang saya tahu bulan depan kesepakatan dengan warganya menurut laporan PT KAI sudah beres, sehingga target kereta bisa lancar yang diharapkan di Garut,” katanya.

Reaktivasi Jalur KA Cibatu-Garut merupakan bagian dari empat proyek reaktivasi, di antaranya Cibatu-Garut-Cikajang sepanjang 47,5 kilometer, rute Rancaekek-Tanjungsari sepanjang 11,5 kilometer, rute Banjar-Pangandaran-Cijulang sepanjang 82 kilometer, dan rute Bandung-Ciwidey sepanjang 37,8 kilometer.

Baca juga: Jalur kereta Cibatu-Cikajang segera diuji kelayakan

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019