Caracas (ANTARA News) - Presiden Venezuela, Hugo Chavez, pada hari Minggu (25/11) membekukan hubungan bilateral dengan negara tetangganya, Kolombia, setelah Bogota menghentikan dia sebagai penengah selama pembicaraan dengan pemberontak sayap-kiri Kolombia mengenai pertukaran sandera. Chavez mengatakan ia menaruh hubungan bilateral di "dalam lemari es", setelah Presiden Kolombia Alvaro Uribe mencabut dia dan fasilitator dialog, Senator Kolombia Piedad Cordoba, dari perundingan ke arah pertukaran pemberontak sayap-kiri dengan sandera penting yang ditawan gerilyawan. "Saya mengumumkan kepada dunia bahwa saya menaruh hubungan dengan Kolombia di dalam lemari es. Saya tak percaya pada siapa pun di dalam pemerintah Kolombia," kata Chavez dalam satu pidato. "Mereka telah secara brutal meludahi muka saya, ketika kami bekerja sepenuh hati untuk membawa mereka ke jalan menuju perdamaian," kata Chavez. Di Bogota, Cordoba, Ahad, mengatakan ia sedang ditanyai oleh Mahkamah Agung negeri itu karena dituduh berkhianat. "Mereka memberitahu saya kemarin; saya akan ditanyai karena tuduhan pengkhianatan dan persekongkolan," kata Cordoba kepada Radio Caracol dari Caracas. Wanita Senator tersebut tak mengatakan apakah tuduhan terhadap dirinya berkaitan dengan pekerjaannya sebagai Senator atau tuduhan yang tak berkaitan. Uribe telah menyetujui Chavez dan Cordoba untuk memainkan peran mereka sebagai perunding pada 31 Agustus, menyusul hubungan telefon dari Chavez dengan Jenderal Angkatan Darat Kolombia Mario Montoya untuk meminta keterangan mengenai para sandera. Cordoba menghadapi kecamanan luas dari kalangan pemerintah karena secara diam-diam bertemu dengan komandan pemberontak Ivan Marquez dan Rodrigo Granda --dipilih FARC untuk merundingkan pertukaran 45 sandera dengan sebanyak 500 gerilyawan yang dipenjarakan. Uribe, Rabu, menarik dukungan bagi Chavez dan Cordoba untuk menengahi tawaran FARC guna membebaskan 45 sandera penting --termasuk tiga warganegara Amerika dan politikus Perancis-Kolombia Ingrid Betancourt-- sebagai pertukaran dengan pemberontak yang dipenjarakan. Presiden konservatif Kolombia tersebut mengatakan ia menganggap peran Chavez berakhir karena Chavez telah mengabaikan tuntutannya untuk tidak berbicara langsung dengan jenderal Kolombia mengenai sandera. Sementara itu Presiden Perancis Nicolas Sarkozy telah meminta Uribe agar "mempertahankan dialog" dengan Chavez mengenai pertukaran yang mungkin dilakukan, kata kantornya pertengahan pekan lalu. Sarkozy telah memberi perhatian khusus mengenai nasib Betancourt, mantan calon presiden Kolombia yang memiliki paspor Perancis karena ia menikah dengan seorang warganegara Perancis. Betancourt telah ditawan oleh Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) sejak 2002. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007