Oleh John Nikita Jakarta (ANTARA News) - Ruang pertemuan di lantai dua Istana Olah Raga (Istora) Senayan, Jakarta, mulai dipenuhi orang ketika waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB. Sudah tiga malam berturut-turut tempat itu menjadi pusat perhatian, dan selalu ramai pengunjung, yaitu para penikmat musik jazz. Malam itu, Minggu (25/11), adalah hari terakhir festival musik internasional bertajuk JakJazz 2007 dengan suguhan penutup Jazz All Stars di ruang pertemuan yang dinamakan Ireng Maulana Jazz Lounge, dan Cool & The Gang di Super Premium Stage Hall, yang sehari-hari merupakan pusat kegiatan olahraga. Jika pada dua malam sebelumnya para pengunjung disuguhi menu pertunjukan dari kelompok musik lokal maupun asing, maka "warung jazz" itu pada malam penghabisan memberikan menu spesial berupa "jam-session" musisi jazz kawakan asal Indonesia yang memiliki reputasi dan legitimasi internasional. Kokinya tak lain adalah Ireng Maulana, pelopor dan juga penyelenggara JakJazz 2007. Lebih kurang satu jam, para kru dan teknisi panggung bekerja mempersiapkan semua peralatan, termasuk dua penampil, Kiboud Maulana dan Yance Manusama, yang melakukan "sound check" sekaligus mencocokkan nada bas dan gitar elektrik. Edie Syahronie dan Idang Rasyidi asyik "ngobrol" dengan kolega dan teman masing-masing, sementara maestro jazz Bubi Chen duduk di kursi roda bersama isteri, anak, dan sejumlah cucu. Belakangan muncul Indra Lesmana bersama isteri dan ibunya, Tante Nin Jack Lesmana, juga Gilang Ramadhan, Margie Segers, dan Ermy Kulit. Tepat jam 11 malam, Ireng Maulana tampil di panggung dan menyapa pengunjung dan musisi. Ketika menyapa Bubi Chen dan menyebutnya, "This is my big brother", tepuk tangan pengunjung sangat riuh. Kecuali Bubi yang mengenakan setelan jaz warna abu abu kehijau-hijauan, musisi lainnya tampil santai, berkaos dan celana jeans. Jeffry Tahalele, Mates, Nanda, dan Taufan muncul terlambat, juga terlihat santai. "What Love Is" "Kamu tidak mengerti apa itu cinta" adalah baris lirik dan juga judul lagu pertama pembuka pesta yang dilantunkan Margie Segers. "Tepuk tangan buat Idang Rasyidi. `He really knows what I want, he knows what I need`," begitu pujian yang dilontarkan Margie, sebelum senandung "hmmmmm"-nya di awal lagu disambut tepuk tangan penonton. Ia membawakan dua lagu diiringi Idang, Kiboud, Yance dan Edie. Usai penampilan Margie, Ireng Maulana selaku koki menyuguhkan session Bubi Chen, Mates, Gilang dan dirinya sendiri. Sesaat kemudian instrumentalia Autumn Lives melantun dari petikan gitar akustik-elektrik Ireng, ditimpali Bubi dengan melodi tenor dan alto dari bilah-bilah Grand Piano Yamaha warna hitam. Suara decak dan gumam kekaguman dari tengah penonton pun menyeruak tak terbendung. Berikutnya, Ireng meminta penyanyi asal Belanda, Jenny. Penyanyi muda ini menyanyikan satu tembang Norah Jones yang dibuat menjadi lebih semarak oleh Bubi Chen dengan memainkan instrumentalia Misty pada bagian interlude (musik tengah). Konser musik jazz tanpa unsur vokal sering kali membuat bosan penonton. Koki Ireng paham betul perilaku penonton dalam negeri seperti itu. Selain Margie Segers, ia juga menyuguhkan sobat kentalnya, Ermy Kulit, yang juga untuk membawakan dua lagu. "Once In My Life" belum terlalu menarik ketika Ermy melantunkannya sebagai lagu pertama, diiringi Idang, Yance, Kiboud dan Edie. Tak puas dengan rekasi penonton, sang penyanyi lalu mengeluarkan jurus lamanya, Kasih. Siasat itu ternyata ampuh, puluhan penonton ikut menyanyi pada bagain refrein, "Kasih dengarlah, hatiku berkata. Aku juga cinta kepadamu sayang. Kasih percayalah hatiku untukmu. Hidupku pun hanya untukmu." "Biasanya Ireng, sekarang ini Kiboud," kata Ermy, sebelum sang gitaris memainkan melodi sederhana lagu tersebut. "Dulu selalu ada Ermy Kulit Ireng," katanya lagi,membuat penonton tertawa. Secara keseluruhan, Ireng Maulana Jazz Lounge menyuguhkan pertunjukan yang memamerkan kepiawaian para musisi All Stars. Tetapi, malam itu yang paling membuat kagum penonton adalah ketika Indra Lesmana, Jeffry Tahalele, Taufan pada dram dan Nanda (gitar) ber-jam-session membawakan Stela By Starlight dalam tempo Quickstep. Semua menunjukkan kemampuan menarikan jari-jemari, tangan dan kaki dengan sangat cepat. Sebagian penonton yang semula duduk santai di lantai berkarpet pun "terpaksa" berdiri untuk bisa lebih seksama menyaksikan pertunjukan keempat musisi. "Kalau saya tidak salah (itu lagu ciptaan) Charlie Parker," kata Taufan, yang dicegat ANTARA ketika baru saja turun panggung. Paling akhir, koki Ireng menyuguhkan hidangan penutup, seorang pianis muda penyandang sarjana S2 musik yang dikatakannya sebagai,"Meski sudah S2, dia masih tetap berlatih, Itu hebatnya." Waktu menunjukkan pukul 01.00 dini hari ketika Ireng Maulana miminta izin untuk menutup "warung jazz"-nya, dan satu persatu penonton beranjak keluar ruangan dengan wajah puas. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007