Villiers-le-Bel, Prancis (ANTARA News) - Pemuda di pinggir kota Paris dan kota Toulouse membakar mobil dan sampah dalam kerusuhan baru di pinggir kota di Prancis, Selasa. Meskipun polisi bersiaga dengan kekuatan penuh, situasi tetap tegang. Tetapi, hanya terjadi aksi perusakan kecil dan beberapa pejabat melaporkan tak ada bentrokan besar antara para pemuda dan polisi bertolak-belakang dengan Senin malam, ketika sebanyak 80 personil polisi cedera saat penjarah melempari mereka dengan batu dan bom bensin. "Situasi jauh lebih tenang dibandingkan dengan malam sebelumnya, tapi anda dapat merasakan bahwa semua ini tetap rapuh," kata Perdana Menteri Francois Fillon setelah bertemu dengan para pejabat di pinggir utara Paris, Villiers-le-Bel, tempat kerusuhan meletus Ahad. Pemerintah berjanji akan melakukan tindakan tegas terhadap perusuh, dan banyak polisi ditempatkan di pinggir kota Paris. Personil lain dengan mengenakan peralatan anti-huru-hara dan puluhan mobil polisi berjajar di jalan utara Villiers-le-Bel, sementara satu helikopter berputar-putar di udara. Sebanyak satu lusi mobil dibakar di pinggir kota Paris. Di Toulouse di wilayah selatan, perusak membakar sebanyak 20 mobil, kata polisi. Mereka juga berusaha membakar satu perpustakaan di daerah pekerja di kota itu, tapi polisi mengatakan mereka bertindak sebelum terjadi kerusakan parah. Kerusuhan di pinggiran kota, yang dipicu oleh kematian dua remaja yang mengendarai sepeda motor dan bertabrakkan dengan mobil polisi, telah menimbulkan tantangan baru bagi kepemimpinan Nicolas Sarkozy setelah pemogokan pekerja angkutan dan protes mahasiswa mengenai pembaruannya. Gangguan tersebut menyelimuti keberhasilannya dalam meraih kontrak bernilai miliaran euro bagi perusahaan Perancis dalam perjalanan ke China. Ia direncanakan bertemu dengan Fillon dan menteri kehakiman serta dalam negerinya guna membahas krisis itu sepulangnya dari China, Rabu, kata jurubicaranya. Ia pertama-tama dijadwalkan mengunjungi personil polisi yang cedera di rumah sakit. Seorang personil polisi terkena proyektil yang tampaknya ditembakkan dari satu senapan berburu dalam kerusuhan Senin. Dalam peristiwa tersebut, polisi membalas dengan menggunakan gas air-mata dan peluru karet, dan menangkap lima orang. Fillon mengatakan kepada parlemen bentrokan itu "tak dapat diterima, tak dapat ditoleri, tak dapat dimengerti" dan tak dapat dibenarkan. "Mereka yang menembak polisi dan yang memukuli seorang personil polisi hingga ia nyaris tewas adalah penjahat dan harus diperlakukan seperti penjahat," kata Fillon --yang mengunjungi Villers-le-Bel pada malam harinya. Kerusuhan tersebut telah menghidupkan kembali kenangan mengenai kerusuhan 2005, ketika banyak pemuda membakar ribuan mobil, setelah dua remaja tewas tersengat listrik setelah mereka tampaknya berusaha menghindari polisi. Banyak pemuda di daerah miskin dengan banyak etnik, tempat angka pengangguran mencapai 40 persen, mengatakan mereka merasa dibedakan oleh polisi dan dipinggirkan oleh masyarakat utama. Kerusuhan 2005 adalah kerusuhan sipil terburuk di Prancis selama 40 tahun dan banyak orang menuduh gaya bicara keras Sarkozy, menteri dalam negeri saat ini, sebagai pemicu kerusuhan. Saat ini, Sarkozy telah menyerukan ketenangan dan reaksi pemerintah menunjukkan pemerintah ingin menghindari meningkatnya ketegangan di pinggir kota di Prancis, demikian laporan Reuters. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007