Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa aksi penanaman 79 juta pohon di Indonesia secara serentak bukan sekedar gaya belaka namun merupakan bagian dari upaya Indonesia menyelamatkan bumi. "Bukan sekedar menanam gaya-gayaan, difoto masuk koran, bukan karena Indonesia akan menjadi tuan rumah konferensi PBB di Denpansar tapi karena kita ingin Indonesia tidak mengalami bencana karena kesalahan kita, karena kita ingin air, udara tetap ada," kata Presiden saat mencanangkan aksi Penanaman Serentak dan Pekan Pemeliharaan Pohon, di Desa Cibadak, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu. Menurut Kepala Negara, tidak sia-sia jika ada upaya untuk menyelamatkan lingkungan dan menghijaukan kembali tanah air, tidak ada kata-kata terlambat untuk sebuah pekerjaan yang mulia. Oleh karena itu, lanjut dia, mulai 2007 setiap tahun pada bulan Desember akan ditetapkan sebagai bulan menanam selama satu bulan penuh. "Secara serempak setiap bulan Desember kita jadikan sebagai bulan untuk menanam. Tetapi bukan berarti kita tidak menanam pohon di bulan-bulan lainnya, namun bulan Desember akan dijadikan bulan menanam yang dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia," katanya. Kepada Menteri Kehutanan MS Kaban, Presiden Yudhoyono berpesan agar terus memperketat kontrol hutan di seluruh Indonesia untuk menjaga kelestarian lingkungan. "Diperketat ijin-ijin pengelolaan hutan," tegasnya. Merujuk pada arti pentingnya pohon maka menurut Kepala Negara seluruh dunia harus berterima kasih kepada Indonesia karena memiliki hutan hujan tropis yang menjadi paru-paru dunia. Pohon menjadi pahlawan penyelamatan bumi, jadi yang menanam pohon jadi pahlawan penanaman bumi, katanya. "Dunia harus berterima kasih kepada negara-negara yang memiliki hutan hujan tropis yang menjadi paru-paru dunia," ujarnya. Namun, lanjut dia, oleh karena negara-negara yang memiliki hutan hujan tropis tersebut merupakan negara berkembang maka sudah sepantasnya dunia membantu Indonesia memelihara hutan dengan teknologi dan dengan sumber-sumber keuangan yang lain. "Indonesia akan terus menyerukan kepada dunia untuk melakukan kerjasama yang adil dalam rangka menyelamatkan lingkungan. Kalau buminya sama-sama ingin selamat ya berbagi. Itu kerja sama yang adil," katanya. Dunia bisa alami krisis dan malapetaka yang hebat, apabila manusia Indonesia tidak peduli dengan kebersihan lingkungan. "Kalau bumi makin panas dan kalau iklim terus berubah, maka terjadi banyak bencana, dan yang jadi korban adalah makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Oleh karena itu kita mendukung kegiatan melakukan penanaman pohon ini," tambahnya. Aksi penanaman pohon itu secara serentak juga dilakukan di berbagai lokasi di seluruh Indonesia, dengan jumlah 79 juta pohon, ditanam oleh seluruh lapisan pemerintah, pemerintah daerah, ormas serta seluruh masyarakat Indonesia, dengan sasaran 78.433 lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan pemeliharaan pohon adalah perlakukan terhadap pohon dan lingkungannya, agar pohon dapat tumbuh sehat dan berkualitas. Kegiatan ini diharapkan dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. "Keikutsertaan ini untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki tekad besar terhadap upaya mengatasi bencana global," kata Menteri Kehutanan MS Kaban dalam laporannya. Dia juga mengatakan bahwa tujuan penanaman pohon itu adalah untuk mengurangi dampak pemanasan global, meningkatkan absorbsi gas karbondioksida dan polutan lainnya, mencegah banjir, kekeringan dan tanah longsor, serta upaya meningkatkan konservasi sumberdaya genetik tanaman hutan. Pada kesempatan itu Presiden Yudhoyono dan Ibu Negara menanam pohon Puspa di lokasi. Turut hadir mendampingi Presiden antara lain Menko Polhukam Widodo AS, Menko Perekonomian Boediono, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Meneg LH Rachmat Witoelar, Menkes Siti Fadhillah Soepari, Seskab Sudi Silalahi, Kapolri Jend. Sutanto serta Jubir Presiden, Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007