Bengkulu (ANTARA News) - Seluruh pejabat di Bengkulu mulai 20 Desember 2007 hingga akhir tahun diinstruksikan harus ada di tempat untuk mendampingi masyarakat menghadapi kemungkinan terjadinya gempa bumi besar dan tsunami pada 23 Desember seperti diprediksi "pengamat" dan paranormal asal Brasil Jucelino Nobrega da Luz. "Saya minta semua pejabat, mulai bupati, wakil bupati, walikota, wakil walikota dan seluruh kepala dinas/instansi agar tetap berada di tempat bersama saya dan wakil gubernur untuk mendampingi masyarakat," kata Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamuddin saat ditemui usai pelantikan pejabat eselon IIa di Bengkulu, Rabu. Menurut dia, mulai 20 Desember 2007 yang merupakan hari libur nasional hingga akhir tahun semua pejabat dilarang meninggalkan Bengkulu. Terjadi atau tidak gempa dan tsunami itu, semua pejabat harus ada di tempat bersama Gubernur. "Saya tidak mau dengar ada pejabat mengungsi atau liburan keluar Bengkulu, meski memang saat itu libur," tegasnya. Meski terjadinya gempa itu tidak bisa dipercaya sepenuhnya, namun Agusrin meminta agar semua elemen meningkatkan kewaspadaannya. Saat ini tingkat keresahan masyarakat semakin tinggi, dan sulit bagi pemerintah untuk memberikan penjelasan agar warga tidak resah. "Kita tenangkan masyarakat dengan menyatakan bahwa gempa itu tidak akan terjadi, tidak tepat, dan kita yakinkan warga bahwa gempa itu akan terjadi juga salah, jadi memang sulit," katanya. Yang paling tepat meyakinkan masyarakat dan semua pihak lainnya agar mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk, walaupun pada kenyataannya musibah itu tak terjadi. "Mulai 20 Desember kita sudah melakukan persiapan. Anggap saja hari itu kita sedang melakukan gladi resik," ujarnya. Apalagi pada 20 Desember merupakan pelaksanaan simulasi terakhir dari tiga kali yang direncanakan. Pemerintah Provinsi Bengkulu besama Pemerintah Kota Bengkulu merencakanan melakukan tiga kali simulasi penyelamatan gempa dan tsunami yakni pada 10, 15 dan 20 Desember 2007. Simulasi dilakukan agar masyarakat tahu tindakan penyelamatan yang harus dilakukan ketika gempa dan tsunami benar-benar terjadi, sehingga diharapkan dapat menghindari jatuhnya korban. Sebelumnya, pada Minggu (25/11) telah dilakukan simulasi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang didukung Pemerintah Kota Bengkulu, yang dipusatkan di Lempuing, Kelurahan Padang Harapan dengan melibatkan ribuan warga setempat. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Bengkulu telah melakukan berbagai persiapan guna menghadapi gempa bumi 8,5 SR yang diprediksikan oleh Jucelino Nobrega da Luz akan terjadi pada 23 Desember 2007, di antaranya menetapkan titik-titik pengusian. Di Kota Bengkulu te;ah disiapkan 11 tempat pengusian, antara lain Kampus Universitas Bengkulu yang berketinggian 15-20 meter di atas permukaan laut dan mampu menampung pengungsi sebanyak 10 ribu orang.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007